Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Bayu Wibisono Damanik, Pemuda Rohul Riau Menuju Panggung Dunia Lewat Hafalan Alquran

Bayu Wibisono Damanik mewakili Indonesia di King Abdulaziz International Competition for Memorizing, Reciting, and Interpreting the Holy Quran.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: M Iqbal
Foto/dokumentasi pribadi
WAKILI INDONESIA - Bayu Wibisono Damanik asal Rohul, Riau, dipercaya mewakili Indonesia di King Abdulaziz International Competition for Memorizing, Reciting, and Interpreting the Holy Quran ke-45 di Arab Saudi. Bertarung di cabang Hafalan 15 Juz, 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Prestasi Bayu Wibisono Damanik, anak muda dari desa kecil bernama Sungai Kuti, Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) tak hanya sebatas Riau dan tanah air. Tapi sudah membus kancah internasional.

Ia mewakili Indonesia untuk bertarung di King Abdulaziz International Competition for Memorizing, Reciting, and Interpreting the Holy Quran ke-45 di Arab Saudi cabang Hafalan 15 Juz. Bayu bergabung dengan 179 peserta dari 128 negara.

Mahasiswa semester 7 Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an Jakarta ini telah membuktikan bahwa mimpi besar bisa lahir dari tempat yang sederhana.

Tahun 2024 menjadi saksi gemilangnya prestasi Bayu.

Mewakili Riau di Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional di Samarinda, Kalimantan Timur, ia meraih Juara Pertama Cabang Hifzil Quran 20 Juz.

Bayu menjadi satu-satunya kafilah Riau yang mampu berdiri di podium tertinggi ajang tersebut.

Namun di balik kemenangan itu, ada kisah perjuangan yang tak banyak diketahui orang. Dua hari menjelang lomba, Bayu memilih mengurung diri di kamar hotel.

Bukan karena malas bersosialisasi, tetapi demi menjaga lisannya dari perkataan sia-sia yang bisa mengganggu hafalannya.

"Namanya juga manusia, kalau sudah berkumpul kadang omongnya tak bisa dikontrol," ujarnya sambil tersenyum.

Hari-hari itu ia isi dengan shalat, dzikir, dan mengulang hafalan. Ia tahu, semua finalis memiliki kemampuan luar biasa. Hanya pertolongan Allah, keyakinannya, yang mampu membawanya tampil sempurna.

"Sebelum lomba, saya perbanyak ibadah. Karena kalau Allah tak menolong, saya tak mungkin bisa sampai di titik ini," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Bukan hanya lisan yang ia jaga, tetapi juga makanan. Menjelang final, Bayu hanya mengonsumsi hidangan yang disiapkan panitia dan pelatih, menahan diri dari makanan luar yang belum tentu aman.

"Yang jelas, semuanya ditahan dulu. Demi menjaga kondisi," katanya.

Doa kedua orang tua, guru-guru, dan masyarakat Riau menjadi kekuatan tersendiri baginya. Bayu tak pernah lupa menyebut mereka sebagai bagian dari kemenangannya.

Tahun ini, Bayu kembali mencatat sejarah. Ia dipercaya mewakili Indonesia di King Abdulaziz International Competition for Memorizing, Reciting, and Interpreting the Holy Quran ke-45 di Arab Saudi. Bertarung di cabang Hafalan 15 Juz, Bayu bergabung dengan 179 peserta dari 128 negara.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved