Karhutla di Pelalawan

Setengah Hektare Lahan Terbakar, Tim Gabungan Lanjutkan Pendinginan Karhutla di TNTN Pelalawan

Api membakar semak belukar dan tumbuhan lain yang ada di kawasan TNTN Kabupaten Pelalawan Riau

Penulis: johanes | Editor: Theo Rizky
Dok Manggala Agni
TNTN - Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Kabupaten Pelalawan Riau dipastikan telah padam pada Senin (18/8/2025) sore yang lalu. Dilanjutkan dengan pendinginan oleh tim gabungan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau dipastikan telah padam pada Senin (18/8/2025) sore yang lalu. 

Titik api muncul pada Minggu (17/8/2025) malam di areal TN Tesso Nilo tepatnya di Pos 8 Dusun Take Jaya Desa Air Hitam, Kecamatan Ukui, Pelalawan.

Api membakar semak belukar dan tumbuhan lain yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Setelah tim gabungan dari berbagai instansi turun, titik api padam dan dilanjutkan dengan pendinginan.

"Sampai sore kemarin masih operasi pendinginan. Nanti akan diupdate lagi, karena sinyal tidak ada di lokasi," tutur Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Zulfan M.Si kepada tribunpekanbaru.com, Selasa (19/8/2025).

Adapun personel yang terlibat dalam operasi pemadaman dan pendinginan Karhutla di TNTN yakni personel Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas) PKH, Manggala Agni SPTNI 1 Lubuk Kembang Bunga, Babinsa, Polisi, Masyarakat Peduli Api (MPA) Take Jaya, dan Tim Fire RPI serta pihak lainnya.

Baca juga: Anggota DPRD Inhu Ini Ikut Garap Lahan TNTN Jadi Kebun Sawit, Kantongi Izin Bupati Tahun 1998

Baca juga: Relokasi Masyarakat TNTN Riau Dipastikan Diundur, Ini Kata Dansatgas PKH

Tim gabungan menggunakan satu kendaraan roda empat, 6 unit sepeda motor, mesin mextri, selang, pompa punggung, dan perangkat lainnya. 
 

"Diperkirakan luas lahan yang terbakar hanya setengah hektar. Personil dari Pangkalan Kerinci tidak dikirim karena api sudah padam," tambah Zulfan. 

Ia menyebutkan, tim gabungan menyirami sisa bara api dan tunggul kayu yang masih berasap.

Untuk memastikan api tidak muncul lagi. Mengingat tanah di TNTN jenis lahan mineral yang lebih mudah dipadamkan dibandingkan lahan gambut, api akan mati apabila bahan atau material yang dibakar telah habis. 

"Selain semakin belukar, ada juga tanaman sawit yang diperkirakan berumur 6 bulan. Itu laporan dari lapangan," katanya.

(Tribunpekanbaru.com/Johannes Wowor Tanjung)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved