Pacu Jalur Kuansing 2025
Mau Nonton Langsung Pacu Jalur Kuansing 2025, Ini Hal yang Patut Kamu Ketahui
Sebanyak 228 jalur atau perahu dipastikan ikut serta dalam Festival Pacu Jalur 2025.
TRIBUNPEKANBARU.COM, KUANSING - Festival Pacu Jalur 2025 akan digelar pada Rabu (20/8/2025) sampai Minggu (24/8/2025) di Tepian Narosa, Kecamatan Kuantan Tengah, Riau.
Tahun ini, jumlah penonton Festival Pacu Jalur 2025 diprediksi akan membludak, setelah popularitas bocah penari pacu jalur, Rayyan Arkan Dikha, yang berhasil memukau warganet Indonesia hingga mancanegara lewat video di media sosial.
Sebanyak 228 jalur atau perahu dipastikan ikut serta dalam Festival Pacu Jalur 2025.
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka turun langsung melepas jalur di tengah riuh sorak masyarakat, Rabu (20/8/2025).
Untuk seremoni pembukaan pada pagi hari akan dibuka langsung oleh Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardana.
Kehadiran dua tokoh nasional ini diyakini bakal membuat suasana pembukaan pacu jalur semakin gegap gempita.
Baca juga: Festival Pacu Jalur Kuansing 2025 Lebih Meriah, Lebih Kental Budaya
Baca juga: Hotel Kuansing Terbatas, Banyak Tamu Pacu Jalur Kuansing 2025 Menginap di Pekanbaru
Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby mengatakan lokasi di Tepian Narosa telah ditata untuk menjamin kenyamanan penonton.
Pemkab Kuansing juga menyiapkan fasilitas pendukung mulai dari area parkir, tribun penonton, hingga pos-pos keamanan.
"Semua ini dilakukan agar para tamu dapat menikmati kemeriahan Pacu Jalur dengan aman, nyaman, dan tertib,"lanjutnya.
Buat yang ingin menonton lansung Pacu Jalur di Tepian Narosa berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Titik Parkir
Sejumlah titik kantong parkir telah disiapkan di berbagai lokasi strategis.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas dan memberikan kemudahan bagi ribuan masyarakat yang datang dari berbagai penjuru daerah.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Anom Karibianto mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait untuk menentukan lokasi-lokasi parkir yang mudah diakses.
Ia merincikan, bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4 dan 6, kantong parkir disiapkan di area sekitar Teluk Kuantan, Stadion Sport Center Kuansing, Samsat, Rumah Dinas Polri, dan Lapangan Pelangi Waterpark yang semuanya berlokasi di Jalan Proklamasi.
Lokasi lainnya termasuk Pasar Modern, Lapangan depan Ponpes KH Ahmad Dahlan, eks Pasar Lumpur, Jalur Dua Jalan Diponegoro, SMAN Pintar, Jalur Dua Karak, serta Lapangan Asiong di Jalan Jenderal Sudirman.
Sementara itu, untuk para pengendara roda 2, area parkir difokuskan di Terminal dan eks Pasar Lumpur Jalan Imam Munandar, Pasar Rakyat, halaman Kantor Baznas, halaman Puskesmas di Jalan Jenderal Sudirman, dan Lapangan Asiong.
2. Rute Rekayasa Lalu Lintas Selama Event Pacu Jalur Kuansing
Rekayasa lalu lintas ini akan diberlakukan mulai tanggal 20 hingga 24 Agustus 2025.
Dirlantas Polda Riau, Kombes Pol Taufiq Lukman Nurhidayat mengatakan, rekayasa lalu lintas ini dilakukan di beberapa titik strategis untuk memastikan kelancaran dan ketertiban selama event berlangsung.
Taufiq menjelaskan, pengalihan arus, akan dilakukan di Jalan Tuanku Tambusai, Simpang SMKN 1 Kuansing.
Kendaraan dari arah ini tidak bisa langsung lurus menuju Jalan Belibis, melainkan akan dialihkan melewati u-turn pertama sekitar 1 km untuk putar balik.
Selanjutnya, di Simpang Taswin, pengendara yang ingin menuju Jalan Ahmad Yani dan Jalan Jenderal Sudirman akan dialihkan ke Jalan Diponegoro, karena kedua jalan tersebut harus steril dari kendaraan.
Tidak hanya itu, Jalan Tuanku Imam Bonjol tepatnya di Simpang Lapas Kelas IIB Teluk Kuantan, akan ditutup total dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan sama sekali.
Lebih lanjut, dari arah Simpang Empat Sawah, kendaraan tidak diizinkan melanjutkan perjalanan ke Jalan Jenderal Jenderal Sudirman karena jalan tersebut juga steril. Pengendara akan diarahkan untuk berbelok ke Jalan Diponegoro.Kemudian bagi kendaraan yang datang dari arah Jalan Tuanku Tambusai di Simpang Empat Sawah, hanya diperbolehkan belok kanan ke Jalan Diponegoro, sedangkan akses ke Jalan Sultan Syarif Kasim akan ditutup.
Berikutnya, di Simpang MAN 1 Teluk Kuantan, pengalihan arus bersifat tentatif. Apabila terjadi kepadatan di Simpang Empat Sawah, kendaraan bisa diarahkan masuk ke Jalan MAN 1 terus ke arah kota.
Terakhir, untuk kendaraan besar yang tidak bisa melintas di Jalan Inhu-Kuansing, akan dialihkan melalui jalan hutan lindung di Desa Sentajo.
Taufiq mengimbau masyarakat dan pengunjung untuk mematuhi seluruh arahan petugas di lapangan demi kelancaran bersama.
Sejarah Pacu Jalur
Sebagai informasi, Pacu Jalur adalah pesta rakyat yang menjadi ikon Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
Bagi masyarakat setempat, tradisi ini bukan sekadar perlombaan perahu, melainkan warisan budaya yang sarat makna, dengan jejak sejarah panjang sejak abad ke-17.
Sebelum jalan darat berkembang, Sungai Kuantan adalah urat nadi kehidupan masyarakat.
Pada masa itu, jalur, yakni perahu besar dari batang kayu utuh tanpa sambungan, menjadi moda transportasi utama.
Jalur digunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti pisang, tebu, serta kebutuhan sehari-hari.
Ukurannya mampu menampung hingga 40–60 orang, menjadikannya kendaraan vital bagi warga di sepanjang aliran sungai, dari Hulu Kuantan hingga Cerenti.
Lambat laun, jalur tak hanya difungsikan sebagai alat angkut, tetapi juga diberi sentuhan estetika.
Perahu dihias dengan ukiran berbentuk kepala ular, buaya, atau harimau, serta dilengkapi ornamen seperti payung, tali-temali, dan selendang.
Bagi kalangan bangsawan dan pemimpin adat, jalur berhias bahkan menjadi simbol status sosial dan kebanggaan.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat menemukan sisi lain dari jalur, yakni kecepatan.
Daya tahan para pendayung dan kelincahan perahu di sungai memunculkan ide untuk mengadu jalur dalam perlombaan. Inilah cikal bakal tradisi Pacu Jalur.
Awalnya, perlombaan ini digelar dalam rangka perayaan hari besar Islam dan berlangsung antarkampung.
Namun setelah kemerdekaan Indonesia, Pacu Jalur dijadikan agenda tahunan setiap Agustus untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia.
Tradisi ini bahkan sempat disesuaikan dengan kepentingan Belanda. Pada era kolonial, Pacu Jalur digelar untuk memperingati hari lahir Ratu Wilhelmina, 31 Agustus.
Meski begitu, esensi acara sebagai hiburan rakyat dan wadah silaturahmi tetap terjaga.
Kini, Pacu Jalur telah menjelma menjadi festival budaya besar. Lebih dari seratus jalur ikut serta setiap tahun, masing-masing diawaki 45–60 orang pendayung atau “anak pacu.”
Suasana lomba di Teluk Kuantan selalu meriah: dentuman meriam tanda dimulainya pertandingan, sorak penonton, hingga kostum penuh warna para pendayung menciptakan tontonan yang memukau.
Tak hanya lomba adu cepat, Pacu Jalur adalah wujud semangat gotong royong, kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi, sekaligus promosi budaya Indonesia.
Dari perahu kayu sederhana sebagai transportasi sungai, kini jalur telah menjadi simbol identitas sekaligus magnet wisata yang mendunia.
( Tribunpekanbaru.com / Rizky Armanda / Guruh BW)
Operasi Berantas PETI Jelang Festival Pacu Jalur, 16 Tersangka Ditangkap-221 Dompeng Dimusnahkan |
![]() |
---|
Pemprov Riau Ingatkan Jaga Nama Baik Daerah Jelang Pacu Jalur Kuansing 2025 |
![]() |
---|
Festival Pacu Jalur Kuansing 2025 Lebih Meriah, Lebih Kental Budaya |
![]() |
---|
DPRD Riau Sambut Baik Sungai Kuantan Kembali Jernih, Harap Puncak Pacu Jalur Tidak Ada Kendala |
![]() |
---|
Hotel Kuansing Terbatas, Banyak Tamu Pacu Jalur Kuansing 2025 Menginap di Pekanbaru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.