Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Oknum TNI AL Aniaya Warga

Buah Sukun Membawa Maut, Seorang Warga Pekanbaru Meregang Nyawa Diduga Dipukul Oknum Anggota TNI AL

Gunawan, seorang warga Pekanbaru, meregang nyawa setelah diduga dianiaya oleh oknum anggota TNI AL karena mengambil buah sukun di sebuah lahan kosong

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Foto Ilustrasi AI
BUAH SUKUN : Foto olahan kecerdasan buatan atau AI oleh Nolpitos Hendri 26/8/2025. Buah Sukun Membawa Maut, Seorang Warga Pekanbaru Meregang Nyawa Diduga Dipukul Oknum Anggota TNI AL. Gunawan Santosa, seorang warga, meregang nyawa setelah diduga dianiaya oleh oknum anggota TNI AL karena mengambil buah sukun di sebuah lahan kosong. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Buah sukun, yang seharusnya menjadi sumber pangan, justru berujung maut di Pekanbaru.

Gunawan Santosa, seorang warga, meregang nyawa setelah diduga dianiaya oleh oknum anggota TNI AL karena mengambil buah sukun di sebuah lahan kosong.

Kisah tragis ini menggugah pertanyaan tentang keadilan dan penyalahgunaan kekuasaan.

Baca juga: Keluarga Minta Keadilan, Pria di Pekanbaru Tewas Dianiaya Oknum Anggota TNI AL Gara-gara Buah Sukun

Duka mendalam menyelimuti keluarga Gunawan Santosa di Pekanbaru.

Kasus ini, yang bermula dari perselisihan terkait buah sukun, kini menjadi sorotan publik dan memicu tuntutan keadilan.

Sukun (Artocarpus altilis) adalah pohon tropis yang dikenal karena buahnya yang besar.

Buah ini sering disebut "buah roti" oleh orang Eropa karena tekstur dagingnya yang lembut seperti roti ketika dimasak.

Buah sukun harus dimasak sebelum dikonsumsi.

Umumnya, buah ini diolah dengan cara digoreng, direbus, atau dibakar. 

Selain itu, sukun juga bisa diolah menjadi keripik atau tepung sebagai bahan dasar berbagai hidangan.

Gunawan Santosa, seorang warga Pekanbaru, meregang nyawa usai diduga dianiaya oleh oknum TNI AL berpangkat Lettu berinisial MZ di Jalan Kuantan I, Kecamatan Limapuluh, Kota Pekanbaru, pada Jumat (15/8/2025).

Insiden ini bermula dari kecurigaan pelaku terhadap Gunawan dan rekannya, Supriyanto, yang sedang mengambil buah sukun di tanah kosong.

Menurut penuturan Supriyanto, Gunawan dan ia dipukul menggunakan senjata api oleh pelaku.

"Tiba-tiba pelaku memukul kami dengan senjata api. Kemudian kami dibawa ke teras rumahnya dan kembali memukul korban dengan membabi buta menggunakan cangkul kecil," ujar Supriyanto, Selasa (26/8/2025).

Saat dianiaya dengan cangkul kecil, Gunawan sempat berusaha melindungi kepalanya dengan tangan, yang mengakibatkan luka di tubuhnya. 

Setelah penganiayaan, pelaku membawa Gunawan ke kantor polisi karena dicurigai melakukan pencurian.

Namun, Gunawan dipulangkan keesokan harinya karena tidak terbukti bersalah.

Setelah kejadian, Gunawan sempat mendapat penanganan medis di RS Bhayangkara Polda Riau, tetapi kondisinya terus memburuk dan ia kesulitan menggerakkan lehernya. 

Ia kemudian dibawa ke RSUD Arifin Ahmad, hasil tes darah menunjukkan ia positif tetanus dan kondisinya dinyatakan sudah memprihatinkan.

Sehari setelah dirawat, Gunawan dinyatakan meninggal dunia.

Pihak keluarga berharap agar kasus ini diusut tuntas.

"Kami harap Panglima TNI dapat segera mengusut penganiayaan ini. Saya harap oknum tersebut segera dapat diproses agar arwah adik saya tenang," ujar Rudi, salah seorang abang korban.

Keluarga korban telah melaporkan kasus ini ke Polisi Militer Angkatan Laut (POM AL) dan pihak POM AL telah melakukan mediasi.

"Kami minta pelaku segera ditangkap, dan kirimkan dokumen sebagai bukti bahwa pelaku memang sudah ditahan," tegas Rudi.

Secara terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama (Laksma) TNI Tunggul, mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang menyelidiki kasus ini.

“Jajaran TNI AL di wilayah Dumai ikut membantu proses penyidikan, karena diduga melibatkan personel TNI AL yang berdinas di lingkungan Mabes TNI," beber Tunggul.

Tunggul menambahkan, pelaku telah ditangkap dan sedang menjalani pemeriksaan oleh POM AL. 

Ia juga menegaskan bahwa kasus ini akan ditangani secara profesional sesuai hukum yang berlaku demi keadilan bagi semua pihak.

TNI AL Turut Berduka Cita dan Bantu Proses Penyidikan Kasus

TNI Angkatan Laut (TNI AL) mengambil langkah tegas untuk mengusut tuntas kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan tewasnya seorang warga berinisial GS di Pekanbaru.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Tunggul, mengonfirmasi bahwa mereka tengah memproses hukum seorang oknum prajurit berinisial ZM yang diduga terlibat dalam insiden tragis tersebut.

Kasus ini terungkap pada 15 Agustus 2025 setelah TNI AL menerima laporan dari keluarga korban.

ZM, yang saat itu bertugas di Pekanbaru, dituduh melakukan pemukulan yang berujung pada kematian GS.

Langkah cepat TNI AL ini menunjukkan komitmen institusi dalam menegakkan disiplin dan hukum, serta memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya.

Menurut Tunggul, insiden tersebut dipicu oleh kecurigaan terhadap GS yang diduga mencuri buah sukun

Setelah kejadian, GS sempat diserahkan kepada pihak kepolisian. 

Namun, pada 16 Agustus 2025, korban dikembalikan kepada keluarganya dan meninggal pada 23 Agustus 2025.

“Atas peristiwa ini, TNI AL menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban,” ujar Tunggul saat dihubungi pada Selasa (26/8/2025).

Ia menambahkan, jajaran TNI AL di wilayah Dumai turut membantu proses penyidikan karena kasus ini diduga melibatkan personel yang berdinas di lingkungan Mabes TNI. 

Saat ini, Denpom Lanal Dumai telah mengamankan oknum prajurit tersebut dan sedang mengumpulkan keterangan serta bukti-bukti terkait laporan penganiayaan yang disampaikan keluarga korban melalui kuasa hukum mereka.

Peristiwa ini bermula dari tuduhan pencurian 10 buah sukun yang berujung pada dugaan penganiayaan terhadap dua warga Kuantan Satu, Kota Pekanbaru, yakni Gunawan dan Suprianto. 

Kejadian tersebut dilaporkan terjadi di depan SDN 13/2, RW 01, Kuantan Satu, beberapa hari sebelum 15 Agustus 2025.

Menurut keterangan warga sekitar, kedua korban sempat dipukul dengan senjata api dan diseret masuk ke rumah seorang oknum prajurit Marinir. 

Setelah itu, mereka dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis.

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved