Dari sederetan barang bukti yang diperlihatkan kepada pers, keberadaan tiga botol berisi cairan cukup menarik perhatian. Diduga cairan itu merupakan racun, yang digunakan dengan cara diolesi ke senjata tajam.
Belum diketahui apakah itu racun yang menempel pada anak panah yang menancap di punggung panitia lokal, seorang mahasiswa UIN Suska Pekanbaru, saat bentrok Minggu malam. “Cairan itu masih akan diteliti dulu di laboratorium, apakah benar racun atau apa,” jelas Kapolresta.
Ia menambahkan, guna memastikan identitas delapan tersangka, terutama apakah benar mahasiswa, kepolisian akan mengecek langsung ke universitas yang diaku masing-masing pelaku.
Tribun Pekanbaru/Theo Rizky
Seusai razia besar-besaran itu, ribuan mahasiswa yang tinggal sementara di Gelanggang Remaja dikumpulkan di halaman untuk diberi pengarahan. Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol. Aries Syarief Hidayat mengatakan aksi oknum-oknum anggota HMI itu telah di luar batas kewajaran.
Mesi begitu, Kapolresta mempercayai bahwa perbuatan tak terpuji itu dilakukan oleh sebagian kecil mahasiswa dan tidak mempresentasikan massa HMI asal Sulawesi secara keseluruhan.
Ia berpesan kepada seluruh peserta Kongres HMI agar berkegiatan dengan baik. Jangan sampai berbuat ulah, apalagi melakukan tindakan kekerasan. "Masyarakat Pekanbaru cinta damai," ucapnya.
Membantah
Koordinator rombongan massa HMI Makassar, Yusuf mengakui polisi menemukan sejumlah senjata tajam dan benda-benda berbahaya lainnya dari tempat menginap di kampus Unri Gobah. Tapi ia membantah rekan-rekannya terlibat keributan pada Minggu malam, yang melukai seorang panitia lokal, sehingga mendorong kepolisian bertindak tegas.
"Yang semalam itu tidak ada kaitannya sama HMI Cabang Makasar. Kawan-kawan tetap terkonsentrasi di kampus Unri. Tidak ada yang keluar dari kampus,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Yusuf membantah para mahasiswa dalam rombongannya sengaja menyiapkan senjata tajam untuk membuat rusuh ke Kongres HMI di Pekanbaru. Ia juga membantah teman-temannya sebagai rombongan liar di arena Kongres HMI. “Kami terkoordinir. Kami tidak rombongan liar. Semua kader HMI punya hak terlibat dalam kongres,” kata dia.
Berbagai kejadian yang memalukan, termasuk ulah rombongan peserta kongres tak membayar tagihan makanan dan minuman Rp 12 juta di RM Umega, Inhu, telah menampar para petinggi HMI. Pengurus Besar (PB) HMI mengakui keteledorannya dan menyebut persiapan kongres yang minim.
Tidak hanya dari PB saja, Ketua Majelis Pengawasan dan Konsultasi (MPK) HMI, dan Ketua I Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) pun turut meminta maaf. Permintaan maaf ini mereka sampaikan kepada media di sebuah hotel di Pekanbaru, Senin malam.
"Kami dari HMI memohon maaf sebesar-besarnya. Kami sadar yang seharusnya yang dilakukan HMI, dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung," ujar Ketua MPK HMI M Yusuf.
Kerusuhan dan keonaran yang dilakukan oleh oknum Mahasiswa HMI Cabang Makasar juga mengundang rasa bersalah Ketua I Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, Mansyur HS. "Kami mohon maaf, terkait tingkah laku adik-adik dari Sulawesi selatan," ujar Mansyur. (TRIBUN PEKANBARU CETAK/iam/uha/antara)
Apa tanggapan Ketua Umum PB HMI terhadap masalah ini? Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru edisi HARI INI. Simak lanjutannya di www.tribunpekanbaru.com. Ikuti Video Berita di www.tribunpekanbaru.com/video
FOLLOW Twitter @tribunpekanbaru dan LIKE Halaman Facebook: Tribun Pekanbaru