Kepulauan Meranti

Kisah 5 Sekawan Jual Jasa di Komplek Kuburan Tionghoa, Sedia Keranjang sampai Payungi Peziarah

Penulis: Guruh Budi Wibowo
Editor: Budi Rahmat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lima remaja yang menjual jasa di komplek kuburan Tionghoa

Laporan Reporter Tribunpekanbaru.com, Guruh BW

TRIBUNPEKANBARU.COM,SELATPANJANG- Sudah tiga hari ini Icap (12) dan keempat temannya, Akmal (13), Putra (13), Randi (12) dan Ilham (12) berada di komplek pekuburan warga Tionghoa di Jalan Ibrahim, Kelurahan Selatpanjang Barat, Kecamatan Tebingtinggi.

Icap dan keempat temannya memanfaatkan tradisi warga Tionghoa, Ceng Beng (ziarah kubur, red) untuk mengais rezeki.

Menurut pelajar kelas satu SMP ini, setiap musim ziarah kubur, komplek pekuburan tersebut kerap dipadati warga Tionghoa melakukan ziarah di kuburan orangtua atau anggota keluarganya yang lain.

Baca: Dibantu KJRI, 84 Jemaah Umroh Asal Padang Sampai di Tanah Air, Kaget, Begini Fakta yang Terjadi

Keramaian tersebut dimanfaatkan Icap dan teman-temannya untuk menyewakan keranjang yang terbuat dari kawat besi sebagai tempat pembakaran kertas sembahyang bagi peziarah.

"Bagi warga Tionghoa yang datang dari luar daerah, seperti Kepri atau Malaysia dan Singapura tidak membawa keranjang untuk tempat pembakaran. Jadi keranjang ini kami sewakan kepada mereka," ujar Icap kepada tribunpekanbaru.com, Minggu (1/4/2018).

Lima remaja yang menjual jasa di komplek kuburan Tionghoa (Guruh)

Baca: 27.624 Siswa SMK di Riau akan Jalani Ujian Nasional Mulai Besok

Untuk biaya sewa keranjang, Icap mematok Rp50 ribu per peziarah yang ingin menggunakan keranjangnya.

Tidak hanya keranjang, Icap dan teman-temannya juga menjual jasa untuk membersihkan makam.

"Kalau untuk biaya membersihkan makam tidak tentu, tergantung besar makan dan kondisi makam. Paling murah Rp50 ribu, tapi ada juga yang kasih Rp100 ribu," ujar Icap.

Icap mengaku, sejak Jumat (30/3/2018) hingga saat ini, ia sudah mendapatkan Rp600 ribu dari sewa keranjang dan jasa membersihkan makam.

Uang sebesar itu kata Icap, dibagi-bagikan rata dengan empat temannya yang turut membantunya membersihkan makam.

Baca: Waspada! Jika Dapat Missed Call dari Luar Negeri, Jangan Ditelepon Balik agar Tak Alami Hal Ini

"Lumayanlah untuk mengisi libur sekolah, uangnya buat jajan dan keperluan sekolah," ujar Icap.

Sementara itu, Akamal (13), teman Icap mengaku baru hari dua hari ini ia ikut Icap dan keempat lainnya membersihkan makam warga Tionghoa.

Ia ikut membersihkan makam, lantaran tergiur dengan penghasilan Icap dan keempat temannya.

Apalagi pekerjaan tersebut mereka lakoni bertepatan dengan libur sekolah.

Baca: Pria Ini Lempar Molotov ke Kios Ponsel di Jalan Durian Pekanbaru, Ini Dia Motifnya

kuburan (ist)

"Mereka dapat uang banyak, sebab itu ingin ikut. Kan kerjanya saat libur sekolah, jadi tak ganggu belajar," ujar Akmal.

Ternyata, Icap cs bukanlah satu-satunya kelompok anak-anak yang memanfaatkan radiasi Ceng Beng untuk mencari tambahan jajan.

Masih ada puluhan anak-anak Selatpanjang lainnya yang mencari rezeki saat dimulainya tradisi ziarah kubur di komplek pemakaman warga Tionghoa.

Selain membersihkan makam, mereka juga menjual jasa payung kepada para peziarah agar tidak kepanasan.(*)

Berita Terkini