Tribun langsung bertanya apakah dirinya tahu berita terbaru, tersangka terakhir perampok dan pembunuh suaminya, Hengki ditembak polisi hingga tewas karena melakukan perlawanan.
Rohana mengaku dia sudah tahu dan lega karena Hengki akhirnya ditembak mati.
Dia puas dengan tindakan Polda Sumsel karena dengan cepat menemukan keempat tersangka.
"Syukur alhamdulillah kalau dia udah ketemu, saya juga tahu kabarnya dari internet kalau dia juga ditembak mati karena ingin kabur," ujarnya.
Rohana yang ditemui terlihat tabah dan sesekali dirinya tersenyum bahkan tertawa saat diajak bercanda.
Dengan ditemukannya tersangka terakhir otomatis kasus pembunuhan terhadap suaminya segera berakhir.
Namun ibu tiga anak ini mengaku, dua tersangka yang masih hidup, yakni Bayu dan Tyas juga harus mendapat hukuman setimpal, bahkan dia ingin mereka berdua dihukum mati.
"Nyawa dibalas nyawa, coba dipikir saja apa mereka berempat itu ada hati saat membunuh suami saya?"
"Saat itu suami saya sudah minta untuk tidak dibunuh tapi mereka nekat membunuh. Bahkan mereka menunggu suami saya sampai meninggal," katanya.
Rohana terlihat kesal saat menceritakan kembali kejadian pembunuhan suaminya.
Tak hanya dirinya yang ingin keempat tersangka dihukum mati, kedua kakak perempuan Rohana yang juga ada di ruang tamu mengatakan keinginan mereka bahwa nyawa harus dibalas nyawa.
"Kenapa kami minta begitu, karena seperti kata Rohana apa keempat tersangka mikir saat membunuh suaminya."
"Sampai tega begitu dan ada tersangka Tyas yang masih mahasiswa sebelum menyerahkan diri masih sempat pergi kuliah, dan itu pun menyerahkan diri karena takut mati ditembak bukan karena hati nurani," kata Rohila kakak perempuan Rohana.
Seorang pelaku lainnya ditangkap Bayu. Sementara Poniman ditembak mati.
Keempat kawanan pemuda ini membunuh sopir Gocar Tri Widyantoro dengan modus diantar ke kawasan Kenten, Kamis (15/2).
Satu setengah bulan hilang, jasad korban ditemukan sudah menjadi tulang di Parit VI, Desa Muara Sungsang, Banyuasin, Jumat (30/3).
Diketahui korban Tri dihabisi kawanan pelaku dengan cara leher dijerat dengan seutas tali.
Kronologi ini berdasarkan pengakuan Bayu Irmansyah (20), salah satu pelaku yang dibekuk petugas Jatanras Polda Sumsel pimpinan Kanit 4 Subdit 3 Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Antoni Adhi di kawasan Jalan Letnan Simanjuntak Kelurahan Pahlawan Kecamatan Kemuning Palembang.
"Matinya karena dijerat pakai tali di lehernya. Yang menjerat leher itu Poniman saat sedang di dalam mobil waktu jalan ke arah Kenten Laut," ujar Bayu, saat diinterogasi Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara.
Bayu, yang mengalami luka tembak pada kedua kakinya, mengakui perbuatannya dan peran pelaku lainnya, Poniman, Hengki, dan Tyas.
Meskipun korban Tri sempat pasrah dan menyerahkan apa yang diminta pelaku, namun kawanan pelaku yang berjumlah empat orang ini tetap nekat menghabisi korban Tri guna menghilangkan jejak.
Bahkan korban Tri berkata kepada kawanan pelaku, silakan untuk mengambil mobilnya tapi jangan dibunuh.
Namun Tri tetap dihabisi dan mayatnya dibuang di semak-semak rawa kawasan Sungsang Banyuasin. (ard/eml)