Densus 88 Geledah Fisip UR

Kelompok Teroris Rekrut Kaum Intelektual

Penulis: Rizky Armanda
Editor: harismanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gedung Gelanggang Mahasiswa Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UR dipasangi garis polisi, Sabtu (2/6/2018) siang.

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kasmanto Rinaldi, Kriminolog Universitas Islam Riau (UIR), mengatakan, terorisme merupakan topologi kejahatan yang unik dan berbeda dengan kejahatan konvensional lain, seperti jambret, perampokan dan lain-lain.

Konteks sebagai pembeda yakni bisa dilihat antara lain dari motivasi pelaku sebagai aktor yang melakukannya.

Hampir semua pelaku kejahatan mulai dari ‘lower level’ sampai ke tingkatan ‘high level’ memiliki rasa kekhawatiran untuk menanggung risiko dari setiap tindakan yang akan dilakukannya.

Baca: Tak Hanya 4 Bom Aktif, Densus 88 Amankan Senapan Hingga Granat Tangan di Kampus UR

Baca: Geledah Fisip UR, Densus 88 Bawa 3 Ransel dan 2 Ember Cat

Berbeda dengan terorisme, yakni dimana dalam konteks kejahatan ini si pelaku malah menjadikan "mati" sebagai tujuan dari setiap aksinya.

Hal ini yang membuat pihak kepolisian dan pihak terkait perlu berhitung secara kompleks tidak hanya parsial dalam menangani kasus ini.

Belum lagi sering sekali bersentuhan dengan salah satu yang sangat sensitif di negeri ini, yakni ketika menyentuh agama tertentu.

Baca: Disiram Air Keras hingga Terbakar & Alami Trauma, Wanita Ini Bangkit, Begini Penampilannya Sekarang

Sehingga jika pihak kepolisian atau terkait salah dalam mengambil tindakan kalau tidak menjadi cacian adalah cemoohan.

Tidak jarang reaksi sosial yang seperti ini seakan-akan menjadi pemicu atau ‘motivation offender’ untuk semakin berani melakukan berbagai aksi lainnya.

Baca: VIDEO: Empat Bom Siap Diledakan Beserta Bahan Peledak Diamankan Densus 88

Baca: Gedung Gelanggang Mahasiswa Digeledah Densus 88, Dekan FISIP UR Terkejut, Ini Pernyataannya 

Baca: Tes DNA Sperma di Tubuh Rosalia, Bukti Forensik Menguak Misteri Kehamilan, Ini Kata Kapolres

Baca: Akhirnya Satu Jasad Korban Insiden Area Jetty 5 RU II Ditemukan

Baca: Ratapan Ibunda Razan Al Najjar: Kuharap Bisa Melihatnya Dalam Gaun Pengantin Putih, Bukan Kain Kafan

Sehingga sangat diperlukan kejernihan dari semua pihak dalam memandang kejahatan yang satu ini, jangan mudah di manfaatkan oleh pelaku-pelaku kejahatan terorisme ini.

Dinamika pergerakan terorisme karena menyangkut pemikiran kalau kita tidak mau mengatakan ideologi malah akan lebih aman apabila mampu menyentuh level intelektual (kalangan kampus, red).

Untuk menjadi dan memahami terorisme ini diperlukan juga keahlian terutama menguasai teknologi tertentu.

Sejalan dengan ini tidak menjadi keterkejutan pada dasarnya kalau mereka menjadikan kaum intelektual sebagai ‘suitable target’ atau sasaran yang layak untuk mereka rangkul menjadi bagian dari kelompok mereka.

Selain itu, jaringan mereka yang tersembunyi dan mampu hadir dalam berbagai bentuk tampilan, tidak jarang menjadikan keberadaan mereka sulit terdeteksi baik oleh pihak kepolisian maupun oleh calon anggota yang akan mereka rekrut.

Baca: VIDEO: Kampus UR Digeledah Densus 88, Dekan Fisip: Saya Keget dan Sangat-Sangat Surprise

Baca: Cerita Mahasiswa Terkait Penggeledahan Oleh Densus 88 di Gedung Fisip UR

Baca: VIDEO: Kapolda Riau Sebut 4 Bom yang Diamankan dari Gelanggang Mahasiswa FISIP UR Siap Ledak

Sekali lagi, meskipun Riau sepertinya aman-aman saja, namun sesungguhnya belum tentu aman dari kelompok-kelompok teroris, karena sekali lagi mereka bisa hadir dengan berbagai variasi dan modifikasi. Seperti yang terjadi di kampus Universitas Riau. (rzk)

Berita Terkini