Khusus di Solo, kebanyak orang malah banyak yang keluar rumah.
Warga Soloraya (Klaten, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar) lebih ingin menyaksikan kirab budaya, salah satunya Kebo Bule diarak keluar dari keraton Surakarta.
Baca: Hal Ini Perlu Dipertimbangkan Sebelum Membeli Xiaomi Redmi 6A
Baca: Film yang Tayang di Cinema XXI Pekanbaru, Wiro Sableng, The Nun, MIle 22 dan Searching
3. Saat Kirab di Keraton Harus jalan kaki dari rumahnya
Dijaman sekarang berbeda pada jaman dahulu.
Dahulu memang belum ada kendaraan, maka tak heran harus menempuh perjalan menuju kirab budaya yang diadakan dari keraton harus jalan kaki.
Setelah jaman yang serba mudah ini untuk transportasi, orang jaman sekarang, khususnya warga Soloraya masih ada yang jalan kaki.
Mereka percaya, bahwa dengan jalan kaki akan membawa keberkahan sendiri dalam menikmati malam suro.
Baca: Sejarah Berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI), Radio Jadi Alat Komunikasi dengan Rakyat
Baca: 1 Muharram 1440 H, Inilah Doa Awal Tahun dan Doa Akhir Tahun Baru Islam, Puasa Asyura 10 MuharramÂ
4. Tidak Boleh Melakukan Kegiatan di Malam Suro
Banyak orang disekitar kita menyakini, bahwa banyak melakukan kegiatan saat malam suro juga dikaitkan dengan kesialan.
Masyarakat luas yang nekat melakukan tidak meraih hasil yang diinginkan.
Misalnya, memancing saat malam hari.
Apabila nekat, dalam semalam saat mancing, tak akan mendapat ikan satupun.
Baca: 7 Tradisi Tahun Baru Hijriah atau Malam Satu Suro Bagi Masyarakat Jawa, Ini Sejarahnya
Baca: Acara Tabligh Akbar di Jateng Sukses, Ustaz Abdul Somad Ungkap Peran Pejabat Ini
5. Malam Satu Suro adalah Lebarannya Makhluk Gaib
Kisah ini pasti sudah kerap terdengar di telinga kita, sebagian masyarakat pada masa lalu mempercayai jika malam 1 suro merupakan lebaran bagi makhluk gaib sehingga banyak diantara mereka yang keluar dari tempat persinggahan masing-masing.
Anehnya mitos ini kerap dikaitkan dengan adanya penampakan serta gangguan makhluk halus di malam tersebut.