Wanita bernama Mahliana ini mengaku sangat kesal dan kecewa atas pelayanan Disdukcapil yang mempersulit dirinya.
"Saya dibola-bola pak. Kata loket yang di depan Kartu Keluarga (KK) saya di loket belakang, pas kesana saya disuruh ke depan lagi. Disitu saya emosi," terang Mahliana kepada tribunpelalawan.com, Kamis (20/9/2018.
Wanita berusia 39 tahun ini menceritakan, pada Kamis pekan lalu dirinya datang ke Disdukcapil untuk mengurus pergantian Kartu Keluarga (KK).
Agar anaknya yang baru beberapa bulan lahir masuk ke daftar KK dan bisa diurus BPJS tersendiri.
Lantaran anaknya tersebut sakit dan membutuhkan perawatan.
"Terpaksa saya berobat dari jalur umum. Jadi orang BPJS menyuruh KK diganti dulu dan meminta KK sementara kalau belum siap," beber warga Desa Sorek II Kecamatan Pangkalan Kuras ini.
Setelah mengurus ke pegawai yang ada di ruang pelayanan, ia sempat dijanjikan perbaikan KK itu selesai satu hari.
Namun dirinya kembali dipanggil pegawai dan menyampaikan jika KK miliknya tak bisa selesai lantaran pejabat berwenang bernama Arifin tidak berada di tempat.
Hingga ia diminta datang Kamis (hari ini).
Mahliana kembali ke kantor Disdukcapil sekitar pukul 08.30 wib dengan menggunakan becak dari Sorek Dua dan tak sempat serapan.
Setibanya di loket pelayanan, ia mempertanyakan perihal KK miliknya.
Pegawai perempuan yang di depan menyuruh dirinya ke loket di belakang, karena KK-nya ada disana.
Dengan menggendong anaknya yang kurang sehat, ia pergi ke loket yang dituju.
Setibanya di loket belakang, KK miliknya tak ada disitu dan ia kembali dioper ke depan.
Mahliana dioper bolak-balik hingga empat kali.