TRIBUNPEKANBARU.COM- Pemerintah, melalui BNPB dan BPBD setempat , memperkirakan masih terdapat korban tertimbun di kawasan Perumahan di Palu Barat.
Tidak tanggung-tanggung, diperkirakan masih terdapat ribuan orang yang dikhawatirkan tertimbun reruntuhan bangunan pasca gempa dan tsunami, sejak Jumat (28/09/2018) lalu.
Dikutip dari Kompas.com, diduga 900 kepala keluarga di Perumnas Balaroa di Palu Barat Sulawesi Tengah, menjadi korban gempa bumi dan tsunami.
Selain itu, sekitar 744 unit rumah di Kelurahan Petobo, Palu Selatan, tertimbun lumpur akibat gempa.
Baca: Inilah Lokasi Pemakaman Massal untuk Ratusan Mayat Korban Gempa dan Tsunami Palu
BNPB mengatakan, kerusakan di dua lokasi tersebut paling parah akibat gempa 7,4 SR yang mengguncang pada hari Jumat (28/9/2018).
Ini fakta yang berhasil ditemukan Kompas.com di dua lokasi bencana tersebut.
1. Perumnas Balaroa seperti hilang ditelan bumi
Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kota Palu, hampir seluruh rumah dan fasilitas publik di wilayag tersebut tertimbun tanah.
Diduga ada sekitar 900 kepala keluarga yang tinggal di kawasan itu. Tanah di perumahan tersebut juga amblas sedalam sekitar 20 meter. Lurah Balaroa, Rahmatsyah, membenakan, kawasan permukiman itu menjadi salah satu wilayah yang paling parah terkena gempa.
Sementara itu, menurut BPBD Kota Palu, petugas terus berusaha melakukan evakuasi dan pendataan jumlah total korban. "Kami belum identifikasi di Perumnas Balaroa dan Kelurahan Petobo karena lokasinya sangat parah," kata Kepala BPBD Kota Palu, Fresly Tampubolon di Senin (1/10/2018).
Untuk sementara, jumlah korban di Perumnas Balaroa tercatat 90 warga yang tertimbun reruntuhan rumah.
2. Fenomena likuifaksi membuat ratusan rumah di Petobo tertimbun lumpur
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, ada sekitar 744 unit rumah di Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah tertimbun lumpur akibat gempa bumi.
Menurut Sutopo, fenomena tanah yang berubah menjadi lumpur dan kehilangan kekuatan disebut likuifaksi. Efek likuifaksi tersebut seolah-olah membuat perumahan di Petobo terkesan hanyut dan ditelan bumi.
Hal itu disebabkan oleh massa dan volume lumpur yang keluar dalam jumlah besar saat gempa. "Ada lebih kurang 744 unit rumah yang tertimbun oleh material lumpur," kata Sutopo dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Senin (1/10/2018).
Baca: Detik-detik Likuifaksi Akibat Gempa di Palu, Rumah Roboh dan Permukaan Tanah Bergerak, Ini Videonya