Namun, Makarem menduga hubungan antara keduanya mungkin disebabkan oleh adanya masalah yang muncul ketika jam tubuh tidak sinkron dengan lingkungan.
"Hampir setiap sel dalam tubuh dapat memberi tahu waktu, mengikuti siklus 24 jam. Sebagian kecil dari otak yang disebut nukleus suprachiasmatic berfungsi sebagai jam utama tubuh, menerima isyarat cahaya eksternal (idealnya dari matahari) dan menetapkan sisa jam di sel-sel tubuh yang sesuai, memberitahu orang-orang kapan harus bangun, tidur, dan makan," kata Makarem.
"Jam-jam ini diatur oleh paparan cahaya terang, tetapi juga oleh perilaku, terutama sinyal makanan," imbuhnya.
Jadi, ketika kita makan pada tengah malam, jam tubuh dan jam master menjadi tidak selaras sehingga mengakibatkan munculnya masalah dalam metabolisme dan meningkatkan risiko untuk penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi dan jantung.
Makan lebih banyak di malam hari kemungkinan justru dapat berakibat buruk secara metabolik dan berisiko memicu munculnya beragam penyakit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Makan Larut Malam Ganggu Kesehatan Jantung, Jangan Lagi Dilakukan",