Cara Melindungi Anak dari Pencabulan dan Kekerasan Seksual, Ajarkan Berani Berkata Tidak

Editor: Afrizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka ZA pelaku pencabulaan anak tertunduk lesu saat berada di Mapolres Inhil, Senin (19/11/2018). Ada sejumlah Cara Melindungi Anak dari Pencabulan dan Kekerasan Seksual, Ajarkan Berani Berkata Tidak

TRIBUNPEKANBARU.COM - Orangtua harus tahu cara melindungi anak dari pencabulan dan kekerasan seksual.

Dengan mengetahui cara melindungi anak dari pencabulan dan kekerasan seksual, diharapkan anak bisa terhindar dari predator anak dan tidak menjadi korban. 

Ada sejumlah cara melindungi anak dari pencabulan dan kekerasan seksual yang bisa dilakukan orangtua. 

Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) memberikan tips kepada orangtua agar anak terhindar dari pencabulan, karena laporan pencabulan terhadap anak meningkat.

Kepala Unit PPA Polresta Pekanbaru AKP Juniasti hendaknya orangtua waspada dan semakin meningkatkan perhatian terhadap anak.

"Pendekatan terhadap anak hendaknya ditingkatkan, kita lihat banyak pembiaran, salah satunya karena faktor ekonomi anak jadi terbengkalai," bebernya.

Melansir hellosehat.com, orangtua bisa melakukan sejumlah langkah ini agar anaknya terhindari dari pencabulan.

1. Mengajarakan anak anatomi tubuhnya.

Pengenalan anatomi tubuh aharus dilakukan sedini mungkin.

Jangan menghaluskan istilah anatomi tubuh namun ajarkan anak-anak nama yang tepat dan sebenarnya setiap bagian tubuh mereka.

Baca: 5 Kasus Pencabulan di Riau 2 Bulan Terakhir, Dilakukan Ayah Tiri hingga Iming-iming Uang Rp 2 Ribu

Baca: Terungkap Pencabulan Anak Dibawah Umur di Riau, Aku Rela dan Pasrah Suamiku Nikahi Anak Kandungku

Penggunaan istilah anatomi yang tepat, akan mudah memahami jika seseorang melakukan pelecehan pada anak

2. Ajarkan batasan

Ajarkan anak-anak bagian tubuh yang tidak boleh disentuh ataupun dilihat orang lain sama sekali.

Ajarkan anak menghormati tubuhnya dengan mengajarkan mereka untuk menghormati tubuh orang lain.

Hormati pula keinginan anak dan pastikan mereka mengetahui bahwa tidak siapapun, termasuk Anda, memiliki hak untuk menyentuh mereka tanpa seizin mereka.

3. Ketahui Kategori Pelecehan Seksual

Sentuhan Pelecehan seksual adalah jenis sentuhan yang membuat anak takut, cemas dan gelisah di bagian tubuh mereka.

Jelaskan pada anak jika seseorang menyentuhnya namun meminta mereka menjaga rahasia tentang sentuhan tersebut, maka sentuhan tersebut adalah pelecehan seksual.

4. Ajarkan Anak Berkata Tidak

Ajarkan anak bahwa mereka punya hak menolak dan berkata tidak.

Mayoritas kasus pelecehan anak dilaporkan berdasarkan paksaan dan bukan kekerasan fisik.

Baca: UPDATE Kasus Cabul Pelatih Dayung, 6 Orang Remaja yang Jadi Korban Jalani Pemulihan Psikologis

5. Selalu Dampingi Anak

Sesibuk aapapun orangtua harus meluangkan waktu bersama anak.

Pastikan anak bisa dan memiliki waktu kapanpun curhat pada Anda.

Jangan pernah beri hukuman pada anak jika mereka berkata jujur.

Melansir sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, orang tua dan pengasuh juga harus meluangkan waktu untuk belajar tentang pelecehan seksual dan tanda-tanda peringatannya.

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan utuk mencegah anak agar tetap aman, seperti dikutip dari buku Stop It Now, Pelecehan Seksual Anak Cegah Sebelum Terjadi.

1. Peraturan Keluarga

Buat dan patuhi peraturan khusus di keluarga. Semua anggota keluarga memiliki hak untuk privasi dalam berpakaian, mandi, tidur dan kegiatan pribadi lainnya. Jika ada yang tidak menghormati hak-hak ini, maka orang tua harus jelas memberitahu mereka tentang aturan tersebut.

2. Ajari Cara Menolak

Orang tua memberi contoh tentang tindakan-tindakan yang harus ditolak. Kita bisa memberi contoh batas-batas dalam bermain, menggelitik, memeluk atau mencium.

Misalnya, jika anak tidak ingin memberikan ciuman pada paman yang jarang berkunjung, maka, biarkan anak untuk berjabat tangan sebagai gantinya. Pastikan sang paman mengerti mengapa hal tersebut penting untuk kenyamanan anak.

Baca: Marak Kasus Cabul, Kriminolog Sebut Anak Rentan Jadi Korban, Orangtua Harus Lebih Waspada

3. Sentuhan Sayang VS Sentuhan Tidak Sopan

Kepada anak, kita harus menjelaskan tentang perbedaan antara sentuhan yang oke dan sentuhan yang tidak pantas.

Untuk anak yang lebih muda, lebih baik mengajarkan aturan yang lebih konkret, seperti, ”Langsung bilang ke orang tua jika ada saudara, teman, atau orang lain yang menyentuh bagian tubuhmu yng paling pribadi!”

Ajarkan juga pada anak bahwa dia pun tidak boleh sembarangan menyentuh tubuh orang lain, meskipun dia sudah mengenal orang itu dengan baik.

Perhatikan setiap perilaku yang tidak pantas pada orang dewasa atau anak yang lebih tua karena anak-anak, terutama yang masih muda, belum pandai mengenali perilaku seperti ini.

4. Bedakan Antara Rahasia VS Kejutan

Orang tua harus menjelaskan perbedaan antara rahasia dan kejutan. Rahasia adalah sesuatu yang harus disimpan baik-baik demi menjaga keselamatan, keamanan, dan kenyamanan diri.

Rahasia adalah mengecualikan orang lain, demi menjaga informasi agar tidak sampai menimbulkan ‘masalah’ dari si pemegang rahasia. Saat menyimpan rahasia dengan hanya satu orang saja, maka anak-anak akan lebih rentan terhadap penyalahgunaan.

Sementara kejutan adalah sesuatu yang tak terduga namun menyenangkan dan memberi kegembiraan dengan segera dan tidak mempunyai syarat apapun. Termasuk tidak perlu ‘dirahasiakan’.

Sebuah kejutan yang diberi syarat harus ‘dirahasiakan’ maka itu bukanlah kejutan! Kejadian seperti ini harus segera dilaporkan!

5. Teknologi

Orang tua harus menjadi ‘penguasa mutlak’ atas anak-anak dalam hal penggunaan teknologi. Termasuk dalam hal internet, email, pesan instan, penggunaan webcam, situs jejaring social peer-to-peer dan ponsel, juga dalam tukar menukar foto.

6. Melatih Dialog

Tidak ada masalah jika kita mengucap dengan lantang kata-kata seperti pelecehan, pencabulan, jorok dan sejenisnya di depan anak-anak.

Biarkan mereka paham bahwa kata-kata tersebut wajar diucapkan jika melaporkan suatu peristiwa yang tidak pantas menyangkut diri mereka.

Percakapan yang bebas tekanan akan menjamin lancarnya pelaporan di setiap isu-isu yang sulit yang mungkin saja terjadi di kemudian hari.

Pastikan anak paham bahwa kita sebagai orang tua akan menyimak apapun yang mereka katakan, bahkan jika itu termasuk sesuatu yang memalukan atau sesuatu yang mereka anggap salah.

7. Segera Melapor

Segera melapor kepada pihak yang berwajib saat kita menduga telah terjadi peristiwa pelecehan seksual. Baik itu yang menimpa anak sendiri ataupun teman-temannya. Jika tidak ada yang bersuara, maka pelecehan itu tidak akan berhenti.

8. Selalu Memberi Dukungan

Pastikan anak paham bahwa kita akan selalu mendukung mereka saat mereka meminta privasi atau mengatakan “Tidak!” untuk suatu kegiatan atau jenis sentuhan yang bisa membuat mereka tidak nyaman.

Bicaralah dengan anak tentang siapa saja yang harus mereka percaya. Dan yakinkan anak bahwa kita telah memberi izin bagi mereka untuk melapor pada orang yang dipercaya itu setiap kali mereka merasa takut, tidak nyaman atau bingung tentang perilaku seseorang kepada mereka.

9. Buat Rencana Keselamatan

Ada baiknya kita membuat daftar ‘rencana keselamatan’ yang jelas dan mudah diikuti. Daftar tersebut berisi tentang, perilaku yang tidak pantas, kemana harus melapor, tindakan pencegahan dan hal-hal lain yang menyangkut keselamatan anak-anak saat mereka jauh dari orang tua.

10. Selalu Percaya Diri

Memahami cara-cara pencegahan pelecehan seksual dan cara mendapat dukungan, akan membangun rasa percaya diri bahwa kita memiliki kekuatan dan pengetahuan untuk menjaga anak-anak kita agar tetap aman.

Pencegahan yang paling efektif adalah dengan melakukan tindakan-tidanakn sebelum terjadi peristiwa yang tidak diinginkan. 

Berita Terkini