"Saya tidak tahu, Kapitra sedang ngigau mungkin habis minum air apa mungkin, pikirannya kok jadi seperti, saya menyayangkan dia praktisi hukum, tidak ada Pak SBY menuding (pelaku pengrusakan) kami hanya mengadu kepada Tuhan yang maha kuasa, "ujar Ferdinand ditemui di CFD saat mendampingi SBY Minggu (16/12/2018).
"Jangan sampai ketabrak tembok (Kapitra), Karena kami ada bukti kunci rekaman percakapan ini sangat palit,"ujarnya.
Baca: Perusakan Baliho dan Bendera Partai Demokrat di Pekanbaru Jadi Trending di Twitter
Baca: Pengrusakan Baliho SBY dan Partai Demokrat, Ani Yudhoyono Menangis, Ini Kronologinya
Bahkan Ferdinand juga menantang balik Kapitra.
"Kalau Kapitra mau coba - coba silahkan. Pak SBY akan ke Polda kalau Kapitra melaporkan, akan dijelaskan semuanya akan dibongkar semuanya, "ujar Ferdinand.
Saat ditanya lagi apakah pihaknya juga akan melaporkan balik Kapitra atas rencana pelaporan tersebut, Ferdinand mengatakan tidak perlu menanggapi serius pengacara (Kapitra) tersebut.
Karena menurutnya semua orang juga sudah tahu siapa Kapitra.
"Saya pikir Kapitra ini tidak perlu ditanggapi serius ya karena dia cari sensasi dan panggung apalagi dia nyaleg di Riau. Kami anggap lucu- lucuan saja, "ujarnya.
Baca: Partai Demokrat Telusuri Lokasi Perusak Atribut di Pekanbaru, Ferdinand: Ada Campur Tangan Kekuasaan
"Saya kenal Kapitra dan siapa dia. Ayo kita buka - bukaan di Polda, "jelasnya.
Sementara terkait pelaku perusakan diakui Ferdinand memang arahnya kepada penguasa, apalagi ada saksi yang menyebut nama seorang kader bahkan pimpinan ranting partai penguasa.
"Kita menemukan informasi dan ditelusuri, dari hasilnya patut diduga ada kaitannya dengan kekuasaan dan penguasa. Itu informasi yang didapat di lapangan, "ujar Ferdinand.
Bahkan pihaknya juga memiliki data lengkap hingga rekaman percakapan perusakan atribut Partai Demokrat tersebut, semuanya diduga mengarah pada kekuasaan dan penguasa.
" Kami juga sudah mendatangi rumah di Jalan Duyung di Pekanbaru untuk menelusuri yang diduga menyuruh perusakan itu dan semuanya sudah kami punya, "ujar Ferdinand.
Pihaknya juga meminta aparat penegak hukum untuk menempatkan hukum dengan adil karena saat ini muncul ke permukaan jika pelaku perusakan diintimidasi saat ditangkap oleh orang Demokrat agar mengakui penyuruh mereka adalah partai penguasa.
"Kami jelaskan tidak ada dipaksa dan itu pengakuan dari pelaku, makanya kami minta agar penegakan hukum juga tuntas, "jelas Ferdinand Hutahaean.(*)