Dia kemudian rela memeriksakan dirinya ke Rumah Pusat Perawatan Canduan enam tahun yang lalu.
Tetapi akhirnya ia meninggalkan rumah candu itu pada tahun 2017 karena ayahnya yang sedang sakit.
Tidak sepenuhnya pulih dengan candunya ini, ia kambuh enam bulan kemudian.
Setelah itu ia menderita depresi dan menerima semacam pembullian dari lingkungannya.
“Dua bulan lalu, saya kembali ke sini Rumah Perawatan tersebut"
"Karena saya sadar bahwa saya membutuhkan bantuan dan sistem pendukung."
"Saya masih menjalani perawatan dan observasi untuk memastikan saya tidak candu lagi. "
Dr Sasitharan menambahkan bahwa kecanduan Metamfetamin sering menyebabkan dia mengalami ledakan kemarahan dan perubahan suasana hati yang meledak-ledak.
Hal ini pada suatu saat menyebabkan pernikahannya dibatalkan hanya 20 hari sebelum acara pernikahannya.
Dikutip dari duniabebasnarkoba.org, Met kristal adalah bentuk metamfetamin yang menyerupai pecahan kaca kecil atau butiran kristal berwarna biru-putih yang mengkilap.
Meth sendiri adalah stimulan buatan manusia yang sangat ampuh dan adiktif yang menyebabkan perilaku agresif dan perilaku kekerasan atau psikotis.
Banyak pengguna menyatakan bahwa mereka menjadi ketagihan sejak pertama kali menggunakannya.
Efek-efek negatif jangka pendek dari Metih ini dapat berupa pola tidur yang terganggu, hiper-aktivitas, rasa mual, delusi kekuasaan, peningkatan agresivitas dan sifat lekas marah.
Juga memiliki efek jangka panjang seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, kerusakan pada pembuluh darah di otak, menyebabkan stroke atau detak jantung yang tidak teratur dan kardiovaskular (berkenaan dengan pembuluh darah dan jantung) kolaps atau kematian. (Tribunstyle).
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Seorang Dokter Terjerat Candu Narkoba Karena Kelelahan Hadapi Shift Kerja yang Mencapai 48 Jam,