STORY - Pria di Riau Ini Raih 7 Gelar S1 S2 dan S3 Sekaligus dalam Waktu 10 Tahun
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pria di Riau yang sehari-hari berprofesi sebagai ustadz atau penceramah ini termasuk pemilik banyak gelar akademik.
Apalagi ia menuntaskan studi akademik ini dalam waktu yang singkat.
Dalam kurun waktu 10 tahun Nur Hadi bisa menuntaskan tiga gelar S1, tiga gelar S2 dan satu gelar S3.
Sehingga bila dimasukkan gelarnya, DR.Nur Hadi S.Pdi SE Sy. S Sy. M Sy. MH. M Pd. Selain sudah menyandang tujuh gelar akademis, Nur Hadi juga juga sudah menuntaskan 69 Jurnal dan lima buku.
Baca: 5 Pemain Macan Kemayoran Absen Saat Persija Jakarta Vs Badak Lampung: VIDEO Ekslusif Dari HP & PC
Nur Hadi sendiri memiliki target yang menjadi target semua akademisi yakni menjadi seorang Profesor pada tahun 2021.
Pendidikan S1 pertama Nur Hadi sendiri dimulai pada tahun 2008 dan selesai 2011 S1 Pendidikan, S1 kedua Ekonomi syariah 2014 kemudian S1 ketiga Hukum pada tahun 2016.
Sedangkan S2 nya yang tiga, pertama M Sy di UIN Suska Riau pada tahun 2014, berikutnya S2 Hukum di UIR dengan gelar MH pada tahun 2016 dan S2 bidang pendidikan M.Pd selesai 2018.
"Untuk gelar S3 saya atau Doktor pada tahun 2017 di Hukum Ekonomi Islam UIN Suska, jadi ada yang dijalani secara bersamaan,"ujar Nur Saat bercerita dengan tribunpekanbaru.com Minggu (1/9).
Alasan Nur Untuk mencari banyak gelar tidak lain dan tidak bukan untuk mencari pengetahuan dan tentunya bekal dalam hidupnya.
"Jadi istilahnya kita siapkan parang kita dan peralatan kita kalau orang nanti butuh maka akan dipanggil kita, yang jelas kita sudah punya (pendidikan dan gelar)," ujar Nur Hadi.
Bahi Nur Hadi juga alasan yang paling prinsip lagi mengambil banyak konsentrasi pendidikan menghilangkan adanya dikotomi ilmu. Karena dalam ajaran yang dijalankannya tidak boleh ada dikotomi ilmu
"Biar saya memahami semuanya saya tau tentang pendidikan ekonomi dan hukum. Jangan nanti orang bertanya tentang ekonomi saya tidak paham, begitu juga dengan hukum, makanya saya kuasai itu," jelas Nur Yang setiap hari memiliki jadwal mengisi tausiyah di Kota Pekanbaru ini.
Baca: Ribuan Anak Meriahkan Pawai Taaruf Sambut Tahun Baru 1441 Hijriah di Pekanbaru
Alasan lain lagi menurut Nur Hadi adanya kenikmatan saat memiliki banyak konsentrasi pendidikan, karena begitu ada orang bercerita tentang ekonomi ia langsung tahu, orang cerita tentang hukum ia paham dan orang cerita tentang politik juga dia mengerti.
"Jadi setiap orang cerita sesuatu, saya tidak hanya melongo, saya bisa memahami apa yang diceritakan orang,"ujar Nur Hadi.
Nur Hadi sendiri bukanlah sosok yang mampu dalam ekonomi, untuk biaya pendidikan itu, Nur Hadi dapatkan dari honor yang diterimanya sebagai penceramah di Kota Pekanbaru.
"Dapat biaya untuk sekolah selama ini dari berceramah keliling, dan biaya S3 saya itu semuanya ada jalan yang diberikan Allah," jelas pria yang juga pernah menjadi peserta Akademi Dakwah Indosiar tersebut.
Nur Hadi juga mengaku dengan gelar banyak yang disandang saat ini belum mempengaruhi secara materi dalam hidupnya. Karena ia yakin ilmu yang dimilikinya lebih penting dari harta yang bergelimang.
"Ilmu yang saya miliki itu lebih berharga daripada harta, yang jelas dengan ilmu itu saya bisa hidup bahagia,"ujarnya yang juga saat ini mengajar di beberapa Universitas di Riau.
Saat ini Cita cita yang belum terwujud Nur Hadi yang sudah lama ia cita cita kan ingin mendirikan sebuah yayasan pendidikan, mulai dari jenjang perguruan tinggi hingga pendidikan anak usia dini dan satu panti asuhan untuk anak-anak kurang beruntung bekal nanti di akhirat
Nur Hadi berpesan pada semua generasi muda untuk tetap berkuliah meskipun kondisi ekonomi tidak mampu, karena untuk kuliah sendiri yang terpenting ada kemauan.
"Harus kuliah bagaimanapun juga soal tidak mampu bukan sebuah alasan, karena ada yang reguler dan non reguler bisa bekerja sambil kuliah,"ujarnya.
Baca: FOTO: Pawai Taaruf Gebyar Muharram Meriahkan Masuknya Tahun Baru 1441 Hijiriah di Pekanbaru
Memang diakui Nur Hadi Ijazah tidak jaminan untuk bisa bekerja, hanya saja harus tetap kuliah dan cari ijazah. Bagaimana ijazah itu dijadikan sebagai alat untuk membuat kerja.
"Terpenting kunci dalam hidup saya selama ini Solat lima waktu awal waktu berjamaah, solat Dhuha, solat tahajud jangan tinggalkan, silaturrahmi jangan sampai putus dan bersedekah secara rutin, yakinlah rezeki tidak berpintu," jelas Nur Hadi. (Tribunpekanbaru.com/Nasuha Nasution)