TRIBUNPEKANBARU.COM - Jelang perhelatan Pilpres Amerika Sekitar (AS) 2020 mendatang peretas ( hacker) Iran dilaporkan melakukan serangan siber.
Dalam keterangan resminya, Microsoft membeberkan peretas Iran, kemungkinan didukung pemerintahnya, melakukan setidaknya 2.700 upaya.
Mereka mengidentifikasi surel dari pejabat, jurnalis yang meliput politik, hingga tim kampanye, baik mantan maupun yang masih aktif.
Meski tak menyebut identitas tim kampanye yang disasar, dua sumber mengungkapkan hacker Iran itu menargetkan Donald Trump, dikutip New York Times Jumat (4/10/2019).
Selain Teheran, peretas dari Rusia dan Korea Utara (Korut) dikabarkan juga menyasar organisasi yang bekerja sama dengan kandidat presiden di Pilpres AS 2020.
"Kami sudah melihat serangan siber di sejumlah kampanye, dan yakin volume serta intensitasnya bakal meningkat hingga pemilu," ujar Oren Falkowitz, Chief Executive Cybersecurity Company Area 1.
Baca: TNI AU Beli Mobil Esemka untuk Operasional Tiga Skadron Udara
Baca: Tentukan Anggota KPop hingga Alis Semakin Pendek, Inilah Fakta Presiden Korea Utara Kim Jong Un
Laporan Microsoft mengindikasikan serangan siber dan upaya merusak kampanye atas kandidat presiden bakal meningkat di 2020.
Pada Pilpres AS 2016, hacker Rusia menginfiltrasi jaringan komputer baik Partai Demokrat maupun Republiik.
Kemudian secara selektif, mereka menyebarkan surel Demokrat, termasuk milik ketua kampanye Hillary Clinton, John D Podesta, demi mencederai reputasi Hillary.
Microstof menyatakan serangan itu terjadi pada periode 30 hari antara Agustus hingga September lalu, atau hari ketika Trump menjatuhkan sanksi tambahan ke Iran.
Pemerintah Iran meradang dan mengatakan bahwa sanksi yang ditujukan untuk menghantam sektor perminyakan, membuat ekonomi mereka berada di level resesi.
Terbaru, Washington mempertimbangkan melakukan serangan siber ke Iran sebagai balasan atas serangan fasilitas minyak Arab Saudi, Aramco, padapertengahan September lalu.
Baca: Nasib Presiden AS Donal Trump Semakin Terancam: Survei Dukung Pemakzulan Terus Meningkat
Baca: Bintang Porno yang Mengaku Pernah Berhubungan Badan dengan Donald Trump, Menang Gugatan 6,4 Miliar
Dalam penjelasan Microsoft, diketahui hacker Iran itu sudah terlibat dalam kampanye besar melawan AS.
Mereka menuturkan, peretas itu sudah mencoba menyerang 241 akun menggunakan cara yang cukup canggih.
Seperti menggunakan informasi tentang calon korban guna menemukan kata sandi.