Meski tak membeberkan apa yang diserang, dalam bukti yang terkumpul disebutkan peretas mencoba mengorek kotak masuk surel korban.
Namun dalam empat kasus, tidak ada yang berhubungan dengan tim kampanye.
Kepastian itu dikatakan Tim Murtaugh, direktur komunikasi kampanye Trump, begitu juga perwakilan capres lainnya.
Selama beberapa pekan, anggota FBI, Kementerian Keamanan Dalam Negeri, dan Dinas Keamanan Nasional menyatakan mereka menyoroti aktivitas peretasan Iran.
Para pejabat mengatakan bahwa seluruh tim kampanye capres disasar.
Namun Trump dianggap sebagai target utama jika melihat kiprahnya selama menjabat. Pada Mei 2018, dia mengumumkan menarik diri dari perjanjian nuklir yang dibuat pendahulunya, Barack Obama, di 2015.
Selain menjatuhkan sanksi, Trump juga mengumumkan militer elite Iran, Korps Garda Revolusi, sebagai organisasi teroris.
Pejabat keamanan di Komite Nasional Demokratik sudah mewanti-wanti Teheran mencoba untuk membongkar surel mereka menggunakan metode spearphishing.
Nantinya, si korban bakal mengklik tautan mencurigakan, yang bakal memberi celah bagi hacker untuk masuk dalam jaringan korban.
Setelah Pilpres AS 2016, Partai Demokrat sudah memberi tahu Republik untuk waspada.
Mereka menyatakan tidak menutup kemungkinan peretas tak bakal membantu mereka. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Hacker" Iran Diklaim Targetkan Kampanye Trump dalam Pilpres AS 2020", https://internasional.kompas.com/read/2019/10/05/10090041/hacker-iran-diklaim-targetkan-kampanye-trump-dalam-pilpres-as-2020?page=2.