Harimau yang Terkam Warga di Inhil Bakal Dievakuasi. BBKSDA Pasang Box Trap

Penulis: Rizky Armanda
Editor: Hendra Efivanias
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

korban bernama Darmawan, tewas diterkam harimau saat korban mencari kayu di hutan sekitar Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Kamis (30/1/2020).

Harimau yang Terkam Warga di Inhil Bakal Dievakuasi. BBKSDA Pasang Box Trap

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berencana mengevakuasi Harimau Sumatera yang menerkam seorang pencari kayu di daerah Indragiri Hilir (Inhil), pada Kamis (30/1/2020) kemarin.

Evakuasi dilakukan mengingat kejadian beruntun sejak 2019.

"Tim kami sebenarnya sedang melakukan observasi memang, terkait kejadian yang beruntun sejak 2019 di daerah situ. Kami melakukan pemasangan camera trap dan box trap untuk mengevakuasi harimau yang suspect, atau dalam tanda kutip dialah yang menyerang manusia," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Sabtu (1/2/2020).

Upaya evakuasi ini dibeberkan Suharyono, akan terus dilakukan tim di lapangan, bersama sejumlah pihak lain yang berkepentingan.

"Kami juga berharap masyarakat tidak panik dan tidak melakukan upaya yang anarkis terhadap harimau. Percayakan kepada aparat keamanan setempat, percayakan kepada kami untuk bisa melakukan penyelesaian masalah agar tidak berlarut-larut," urainya.

Selain itu Suharyono mengimbau kepada masyarakat, agar tidak melakukan aktivitas di wilayah kantong harimau, di wilayah hutan.

Harimau Tewaskan Pencari Kayu di Inhil, BBKSDA Riau Berencana Lakukan Evakuasi

Lokasi kejadian diterangkannya, masuk eks HPH.

Dimana vegetasinya cukup rapat dan masih banyak potensi kayu di sana.

"Itu yang menggiurkan bagi banyak orang untuk mencari kayu di sana. Sehingga lupa tentang keselamatan dirinya. Bahwa di situ adalah rumah harimau. Dimana daya jelajah harimau itu memang bisa sampai ke mana-mana," tuturnya.

Terkait ini, dia meminta dukungan semua pihak, terutama aparat setempat, supaya mengawasi dan tidak memberikan izin warganya untuk beraktivitas di hutan negara.

Disinggung apakah evakuasi terhadap harimau adalah jalan terbaik, Suharyono menegaskan pihaknya memang ingin melakukan observasi lebih jauh.

"Kami sedang melakukan tes DNA atas rambut atau bulu harimau yang menempel pada korban sebelumnya, pada November lalu. Ada bulu yang menempel," paparnya.

"Bulu harimau itu sudah kita kirim ke Jakarta untuk dites DNA. Kita harap ini berhasil untuk mendapatkan informasi DNA-nya. Tujuannya jika sudah berhasil dievakuasi atau menangkap harimau yang suspect, akan kita perbandingkan DNA-nya," sambung dia.

Suharyono menambahkan jika memang DNA dan harimau yang dievakuasi sama, maka akan dilakukan proses observasi menyeluruh.

Halaman
12

Berita Terkini