Enam Hari Jasad sang Paman yang Meninggal akibat Virus Corona Hilang, Akhirnya Ditemukan di Sini

Editor: Budi Rahmat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peti Mati kardus jenazah korban Virus Corona Bertumpuk di Kota Guayaquil, Ekuador

TRIBUNPEKANBARU.COM-  Butuh waktu selama enam hari bagi keluarga ini untuk mendapatkan kembali jasad pamannya yang menghilang.

Jasad korban tersebut diduga merupakan korban virus corona. Ia disebut meninggal dunia sendirian di flat yang ditempati.

Namun piahk keluarga justru kehilangan jasad sang paman. Trus mencari tahunya hingga akhirnya jasad tersebut ditemukan.

Korban yang meninggal merupakan seorang petugas medis. Ia meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona.

Korban merupakan petugas medis Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS).

Dikutip dari The Guardian, petugas medis itu diduga meninggal lantaran Virus Corona.

Peti Mati jenazah korban Virus Corona Bertumpuk di Kota Guayaquil, Ekuador (AFP)

Perawat bernama Donald Suelto itu disebu meninggal sendirian di flatnya di London.

// googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-Inside-MediumRectangle'); }); //

Pihak keluarga menyatakan butuh 6 har untuk mengetahui di mana jasad Donlad Suelto berada.

Ketika polisi mengetuk pintu Emylene Suelto Robertson pada Selasa malam pekan lalu di Dunbar, wilayah pantai timur Skotlandia, mereka mengonfirmasi berita yang dia takuti.

Pamannya, perawat NHS Donald "Dondee" Suelto (51), meninggal sendirian di flatnya di London, diduga terinfeksi Virus Corona.

Robertson berharap jasad pamannya itu dapat ditemukan namun agaknya harapannya itu sia-sia.

Di tengah wabah Virus Corona, jenazah yang tidak punya kerabat dekat di lingkungannya akan mengalami serangkaian birokrasi dalam proses penguburan.

// googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-AdAsia'); }); //
// var m3_u = (location.protocol=='https:'?'https://ads8.kompasads.com/new/www/delivery/ajs.php':'http://ads8.kompasads.com/new/www/delivery/ajs.php'); var m3_r = Math.floor(Math.random()*99999999999); if (!document.MAX_used) document.MAX_used = ','; ("<scr"+"ipt type='text/javascript' src='"+m3_u); ("?z ('&cb;=' + m3_r); if (document.MAX_used != ',') ("&exclude;=" + document.MAX_used); (document.charset ? '&charset;='+document.charset : (document.characterSet ? '&charset;='+document.characterSet : '')); ("&loc;=" + escape()); if (document.referrer) ("&referer;=" + escape(document.referrer)); if (document.context) ("&context;=" + escape(document.context)); if (document.mmm_fo) ("&mmm_fo=1"); ("'><\/scr"+"ipt>"); //

Robertson sendiri, telah menghabiskan enam hari lamanya yang menyiksa dirinya dalam mencari jasad sang paman.

“Kami mencari ke mana-mana, saya dan suami saya. Kami menelepon begitu banyak polisi, petugas coroner dan rumah duka yang berbeda untuk mencarinya."

"Tetapi tidak ada yang memberi tahu kami apa yang mereka lakukan setelah mereka mengambil tubuhnya dari flat."

"Keluarga saya di Filipina menelepon saya setiap hari untuk menanyakan apakah kami sudah menemukan jasad itu,” kata Robertson.

Halaman
1234

Berita Terkini