UNIK, Seorang Ayah Ajak Anaknya Keliling Dunia dan Kunjungi 25 Negara saat Pandemi Virus Corona

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang Ayah Temukan Cara Seru Ajak Keluarga Keliling 25 Negara Saat Pandemi Corona

TRIBUNPEKANBARU.COM - Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kita diimbau pemerintah untuk lebih banyak berdiam di rumah dan mengurangi aktivitas yang tak penting di luar.

Bicara soal kegiatan di Rumah, setiap orang tentu punya cara masing-masing dalam mengisi waktunya.

Bagi orang yang bekerja mungkin akan menyelesaikan pekerjaannya di rumah, namun yang punya waktu luang dan kosong, mungkin cara mereka lain lagi.

Mungkin cara seorang Ayah berikut ini, bisa menjadi Inspirasi bagi Anda yang tengah menjalankan masa PSBB di Rumah.

Anda bisa menciptakan inspirasi sendiri seperti yang dilakukan oleh seroang ayah ini.

Berikut ceritanya!.

Seorang ayah yang sudah melakukan perjalanan dan pernah berkunjung ke lebih dari 100 negara, membuat hal di luar dugaan.

Adalah David Nash (41), dia memutuskan untuk menciptakan kembali beberapa negara tersebut di kebun belakangnya sendiri, dan membuat berbagai atribut kerajinan untuk anak-anaknya.

Tidak hanya itu, dia juga mengabadikannya momen tersebut untuk kedua anaknya di tahun-tahun mendatang.

Dilansir Grid.ID dari Metro.co.uk, sejauh ini mereka telah membuat 25 destinasi negara berbeda di halaman belakang, mulai dari Sungai Nil, Air Terjun Angel Venezuela, hingga pemandangan dari Prancis dan Kuba.

David juga menggunakan kebunnya untuk membangun Peru, Jepang, AS, Maroko, Thailand, Panama, Brasil, Trinidad, Barbados, Sri Lanka, China, Belanda, Inggris, Irlandia, Bhutan, Rusia, Islandia, Australia, dan Italia.

David Nash/SWNS.COM via Metro.co.uk

Sofa apa pun bisa menjadi gondola jika kamu memiliki imajinasi yang kreatif.

David dan Emma, dari Sible Hedingham, Essex, menjadi orangtua kreatif untuk 2 putri mereka, Rose dan Ruby.

Asisten kepala sekolah di Hedingham School tersebut mengatakan, “Saya telah mencoba untuk mengeluarkan esensi dari masing-masing negara sambil menggambarkannya dengan cara yang lucu."

"Saya membuat ulang adegan terkenal dari masing-masing negara, hanya dari menggunakan memo di sekitar rumah yang telah saya kumpulkan dari semua tempat yang pernah saya kunjungi.”

Bahkan, David membuat Sungai Nil dari bekas kotak sereal.

"Aku telah membuat Sungai Nil dan Terusan Panama dari lukisan kotak sereal tua. Kita semua tahu betapa buruknya situasi saat ini, tetapi itu telah membuat kita semua sedikit melambat.”

David dan keluarga membuat pijat ala Thailand.
David menilai bahwa dengan melakukan hal kreatif, maka bisa menjaga semangat selama masa sulit seperti ini.
"Tujuan dari ini lebih dari segalanya adalah untuk menjaga semangat, dan membuat orang tersenyum selama masa-masa sulit."
Inspirasi tersebut dia dapatkan saat perjalanan di masa lalunya, termasuk bulan madu dengan istrinya.
Di mana pasangan ini mengunjungi 11 pulau Karibia.
Tetapi lebih dari itu, keluarga ini memberi inspirasi untuk memanfaatkan barang-barang sekitar dan menghabiskan waktu menyenangkan.
Ayah 2 anak itu telah mendapatkan inspirasi untuk menggunakan barang-barang rumah tangga dan membuat hal yang persis sama.
David membuat becak dari karton susu besar persis seperti di Ethopia.
Di Afrika Selatan, anak-anak menggunakan batu bata sebagai mobil.
"Kegembiraan karena melakukan hal ini dengan anak perempuan saya yang berusia 2,5 tahun adalah bahwa anak-anak cenderung memiliki imajinasi kreatif, keinginan untuk percaya bahwa apa pun bisa terjadi."
Bepergian bukan hanya tentang melihat tempat lain, namun tentang sepenuhnya mengalami budaya baru dan cara hidup.
Salah satu negara yang teringat di kepala David selama bertahun-tahun adalah Bhutan, yang mengukur kekayaan kebahagiaan negara mereka daripada uang.
Setelah menciptakan kembali negara ini dengan rambu-rambu jalan mereka yang lucu, ia berkata, “Saya merasa sangat beruntung, saya sehat dan keluarga saya sehat, saya mendapat upah, sedangkan banyak orang di luar sana memiliki masa depan yang tidak pasti.”
“Pengalaman yang kamu miliki saat bepergian membantumu mendapatkan perspektif. Anda melewatkan hal-hal yang paling mendasar dan saya pikir itulah yang diajarkan oleh situasi saat ini kepada kami," jelas David.
(*

Berita Terkini