"Kita lamban geraknya. Di puskesmas, pendataan ODP menggunakan jas hujan. Ini perhatian. APD masih belum meyakinkan. Tolong diperhatikan tenaga mesis kita. Mirisnya pakai jas hujan," ucapnya.
Terkait dengan penerima bantuan,
Muslim meminta agar penerima memang yang layak. Sehingga bantuan bisa tepat sasaran.
"Jangan hanya karena saudaranya kepala desa, lurah dan lainnya, misalnya. Tapi memang benar-benar layak menerima," pintanya.
Selain itu, data penerima bantuan juga jangan sampai tumpang tindih antara penerima bantuan dari pusat, Pemprov Riau dan Pemkab Kuansing.
Sehingga bantuan tersebut bisa dirasakan masyarakat banyak.
Muslim juga meminta agar Pemkab Kuansing menggalakkan sosialisasi penanganan covid-19 ke seluruh lapisan masyarakat.
Sehingga pemahaman soal virus ini pun masyarakat miliki.
"Perlu juga kita himbau agar masyarakat bisa memanfaatkan pekarangan untuk tanaman produktif. Seperti cabai dan lainnya.
Soalnya Sumbar menerapkan PSBB. Akan terhambat pasokan ke Kuansing," terangnya.
Dalam hearing tersebut, para anggota dewan juga menyampaikan ada beberapa desa yang sudah berinisiatif membuat posko pengawasan covid-19, seperti mendatang warga yang baru datang dari luar daerah. Begitu juga relawan-relawan juga bermunculan.
Sejauh ini di Kuansing, belum ada kasus positif covid-19. Namum sudah ada 10 pasien dalam pengawasan (PDP) covid-19, dimana dua PDP meninggal dunia. Selain itu ada 2.000 lebih Orang Dalam Pemantauan (ODP).
( Tribunpekanbaru.com / Palti Siahaan )