TRIBUNPEKANBARU.COM, PASIRPANGARAIAN - Mewakili teman-temannya, HJ, siswi SMAN 1 Kunto Darussalam terisak sambil meminta maaf.
HJ juga didampingi dua orang temannya meminta maaf di hadapan forum secara terbuka.
Sebelumnya, perbuatan HJ dan teman-temannya yang melakukan aksi corat coret dan hura-hura untuk merayakan kelulusan di saat Bulan Ramadan dan di tengah pandemo corona viral.
Perbuatan itu dikecam banyak pihak.
Dia mengaku bersalah dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya tersebut di masa mendatang sehingga merugikan banyak pihak.
"Kami berjanji, tidak akan mengulangi lagi kesalahan yanf kami perbuat hingga mengakibatkan kerugian pada banyak pihak baik secara nasional, provinsi maupun di Kabupaten Rokan Hulu," kata HJ pada saat membacakan ucapan permintaan maaf yang dibacakan oleh HJ sambil terisak-isak itu.
Permintaan maaf juga dilakukan oleh Kakak HJ yang tidak menyebutkan namanya.
Dia menyampaikan permintaan maaf atas nama ketiga siswa tersebut di hadapan forum yang sama.
Sayang, pihak keluarga enggan untuk diwawancara lebih lanjut dan lebih memilih untuk meninggalkan kompleks SMAN 1 Kunto Darussalam seusai forum tersebut.
Sementara, Kepala Sekolah SMAN 1 Kunto Darussalam juga melakukan permintaan maaf secara terbuka atas kelalaian pihak sekolah dalam mengawasi para siswa saat merayakan kelulusan pada 2 Mei silam.
Kepala Sekolah SMAN 1 Kunto Darussalam Rapani mengatakan, pihaknya sudah berusaha untuk mengawasi para murid agar tidak melakukan kegiatan berkumpul.
Apalagi sampai mencoret-coret seragam.
"Sebenarnya, kita sudah umumkan pemberitahuan mengenai hal tersebut secara online di facebook dan whatsapp guru wali kelas terkait pengumuman tersebut," kata Rapani pada Kamis (7/5/2020).
Permintaan maaf yang dihadiri oleh Camat Kunto Darussalam, MKKS, majelis guru, siswa dan orangtua siswa yang melakukan aksi coret-coret itu diawali dengan Salat Taubah dan muhassabah diri.
Rapani menjelaskan, terkait permintaan mundur yang disampaikan oleh banyak pihak, dia mengaku siap untuk menerima hal tersebut sebagai sanksi.
"Sebagai bawahan, saya akan menerima sanksi apapun dari atasan saya. Termasuk, jika harus mundur dari jabatan kepala sekolah," tegasnya.