Namun Fahri tetap berpendapat bahwa proses pemulasaran jenazah harus dilakukan sesuai protokol Covid-19.
"Seharusnya pemulasaraan jenazah dilakukan di RSUD agar tidak terkontaminasi dan kita mengantisipasi kejadian-kejadian diluar daerah di tempat lain,” ujar Fahri.
Walaupun demikian, dirinya mengatakan jenazah tetap diserahkan kepada keluarga dengan menggunakan APD lengkap.
"Setelah terjadi perdebatan yang cukup panjang, akhirnya jenazah dibawa ke rumah dengan 8 orang petugas menggunakan hazmat lengkap dan melibatkan pihak kepolisian," ujarnya.
Keluarga Bersikukuh Jenazah Dibawa Pulang
Camat Tebingtinggi, Rayan Pribadi SH mengatakan pihaknya juga sudah memberikan pemahaman kepada pihak keluarga.
Sudah dilakukan negosiasi, namun pihak keluarga tidak bergeming, dan menolak penyelenggaraan jenazah di RSUD dan tetap dilakukan dirumah.
"Dalam rapat tadi malam di RSUD kita sudah minta kepada pihak keluarga untuk tidak membawa jenazah ke rumah.”
“ Karena hal ini teknis medis, maka harus disesuaikan dengan protokol yang telah ditetapkan, namun pihak keluarga berkeyakinan hasil diagnosa terakhir itu hanya sakit jantung dan infeksi pada paru-paru itu yang jadi pegangan mereka," kata Rayan.
Ditambahkan Rayan, Wakil Bupati Said Hasyim dan Wakapolres Kepulauan Meranti, Kompol Ipwin Bonar Hutabarat juga turun untuk melakukan negosiasi dengan keluarga.
Setelah berkomunikasi panjang, keluarga tetap bersikukuh dan pihak kecamatan bersama instansi terkait akhirnya melonggarkan agar jenazah dibawa pulang.
"Secara psikologis kita pihak pemerintah memahami keluarganya. Kita melonggarkan bukan berarti melanggar.”
“ Namun mereka berjanji akan melaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan dengan menggunakan hazmat dalam penyelenggaraan jenazah," kata Rayan.
Dikatakan Rayan, hanya pihak keluarga saja yang akan menyelenggarakan jenazah.
"Pihak keluarga yang akan menyelenggarakan jenazah nanti dan mereka juga sudah dilengkapi hazmat yang kita minta dari tim gugus karena dari pihak syarikat kematian juga keberatan dan kita juga minta tidak disalatkan di masjid," ujarnya.
Walaupun demikian Rayan menerangkan bahwa nantinya orang-orang yang ikut terlibat akan didata untuk menjalani rapid test nantinya.
"Yang terlibat dalam penyelenggaraan itu tetap kita data dan dipantau untuk nantinya akan kita laporkan ke tim gugus dan akan dilakukan tes rapid," pungkas Rayan.
( Tribunpekanbaru.com / Teddy Tarigan )