TRIBUNPEKANBARU.COM- Puluhan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi menolak Omnibus Law di depan gedunf DPRD Kota Malang Jumat (14/08/2020).
Aksi diikuti oleh gabungan mahasiswa dari BEM se Malang Raya yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Tolak Omnibus Law.
Ada enam tuntutan utama yang disampaikan massa aksi.
• Perut Remaja Ini Terus Membesar, Ibu Kandung: Jangankan Berobat untuk Makan Saja Kami Sulit
Di antaranya menolak upah murah, hingga meminta penghapusan sistem kerja kontrak atau outsourcing.
Massa aksi kemudian ditemui sejumlah anggota DPRD Kota Malang.
“ Kami akan sampaikan ke pusat, kalau ada masukan, aksi, silahkan” ujar Rimza Wakil Ketua DPRD Kota Malang, saat menemui massa aksi.
Sementara itu menurut massa aksi, mahasiswa akan terus turun ke jalan untuk menolak Omnibus Law.
• DERETAN Kode Plat Nomor Kendaraan di Indonesia di Setiap Provinsi
“Kami akan terus aksi. Di daerah lain juga. Ini pasti akan berdampak jika terus masif” terang Roni Versal, Korlap aksi.
Demo omnibus law ricuh
Kericuhan sempat terjadi saat berlangsung demonstrasi menolak omnibus law Rancangan Undang-undang Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) di pertigaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Situasi memanas pada sekitar 19.03 WIB, setelah secara tiba-tiba ada sejumlah orang keluar dari gang membawa bambu dan kayu.
Mereka berlari mendatangi titik berkumpulnya demonstran.
Demonstran pun tampak berhamburan saat dihampiri kelompok yang tidak dikenal tersebut.
"Mungkin warga melihat sudah malam, seharusnya massa aksi juga memperhatikan melihat kepentingan umum juga.
• Siswa Kurang Mampu Tetap Dapat Belajar Online Berkat Internet Gratis di Markas Brimob
Di sini satu sisi ada kepentingan umum masyarakat yang harus menggunakan jalur lalu lintasnya," ujar Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto saat ditemui di lokasi, Jumat (13/08/2020).