Perkembangan itu memberi harapan kepada ayahnya, Pangeran Khalid yang juga seorang taipan bisnis.
Sebagai catatan, sejak terlibat kecelakaan di London pada 2005, Al-Waleed mengandalkan mesin untuk bisa terus hidup tanpa berger sama sekali.
Mesin itu adalah mesin penunjang kehidupan setelah dokter memastikan dirinya menderita pendarahan serius di otak.
Pangeran Khalid dan istrinya, Putri Mona Riad El Solh menolak untuk menghentikan mesin pendukung kehidupan pada putra mereka.
Karena dia yakin dia akan menyadarinya suatu hari nanti.
Pada Januari tahun 2020 lalu, pemerintah Arab Saudi mengeluarkan fatwa yang menyatakan Al-Waleed dianggap meninggal karena paru-parunya mengalami pendarahan yang tidak terkendali.
Terakhir kali Al-Waleed menggerakkan anggota tubuhnya adalah pada tahun 2015. (*)