Kerasnya Adik Kim Jong Un, Ancam Negara K-Pop Kalau Nekat Lakukan Ini Sama Amerika, Sangat Tragis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepulan asap dari ledakan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong (kiri) dan Kim Yo Jong (kanan) - Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengancam Korea Selatan. Pada Selasa (16/6/2020), Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaeson

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sama seperti kakaknya Pimpina  Koarea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong juga merupakan sosok pejabat Korea Utara yang tak penakut.

Ancaman dari Kim Yo Jong kepada Korea Selatan tak main-main. Kenapa ya?

Sebelunya, upaya perdamaian antara Korsel dan Korut belakangan mulai disuarakan.

Tapi belakangan, latihan perang yang dilakukan Korea Selatan bakal mengancam upaya perdamaian tersebut.

Sampai sekarang, Korea Selatan dan Korea Utara secara teknis masih berperang.

Karena, perang antara Korea Selatan dan Korea Utara yang berlangsung sampai 1953 itu berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Melansir Kompas.com, harapan untuk berdamai hingga kini belum menemui titik terang.

Hubungan antar-dua negara bertetangga itu kembali memanas belakangan ini.

Melansir Kontan.co.id, media pemerintah KCNA melaporkan, saudara perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengatakan pada Minggu bahwa jika Korea Selatan melakukan latihan militer gabungan yang direncanakan dengan Amerika Serikat, hal itu akan merusak tekad kedua Korea untuk bersatu serta membangun kembali hubungan keduanya.

Reuters memberitakan, Kim Yo Jong juga mengatakan keputusan baru-baru ini untuk memulihkan hotline antara kedua Korea tidak boleh dilihat sebagai sesuatu yang lebih dari menghubungkan kembali hubungan "fisik"

Dia juga menegaskan, sangat "tidak bijaksana" untuk mengasumsikan bahwa KTT kedua Korea sudah semakin dekat.

Pernyataannya itu dirilis pada saat Korea Utara dan Selatan sedang dalam pembicaraan untuk mengadakan pertemuan puncak sebagai bagian dari upaya untuk memulihkan hubungan.

Di sisi lain, Washington dan Seoul akan mengadakan latihan militer bersama pada akhir Agustus.

"Pemerintah dan militer kami akan terus mengawasi apakah Korea Selatan melanjutkan latihan perang yang agresif, atau membuat keputusan besar.

Harapan atau keputusasaan? Itu bukan terserah kami," kata Kim Yo Jong dalam sebuah pernyataan yang dilansir KCNA.

Halaman
12

Berita Terkini