Setiap bulannya Ibrahim tumbuh layaknya anak berusia 1 tahun, ketika keluar dari gua ditaksir usianya layaknya anak berusia 12 tahun. Saat itu Ibrahim kecil sedang mencari Tuhannya dengan menafakuri kejadian besar seperti matahari terbit, gunung, laut, dan sebagainya.
5. Proses Perjalanannya Mencari Tuhan
Sesaat setelah keluarnya dari gua, Ibrahim berusaha mencari Tuhannya dengan berbagai cara. Hal ini diabadikan dalam Al-Quran yang terdapat pada beberapa surah khusus. tujuannya adalah sebagai rekam jejak dan pelajaran bagi manusia agar mengetahui seberapa besar kekuasaan Allah SWT.
Hanya saja saat pencariannya, Ibrahim menemukan fakta bahwa yang ia anggap besar tidak bertahan lama dan pada saat itu muncul anggapan jika ada lebih berkuasa. Dalam ayat Al-Quran disebutkan “Sesungguhnya jika Tuhan tidak memberikan petunjuk maka aku termasuk orang sesat”.
6. Awal Mula Dakwah Nabi Ibrahim
Semasa remaja, Ibrahim sering bertanya kepada ayahnya mengenai Tuhan yang sesungguhnya. Pada saat itu ia menyedari kesia-siaan adanya patung. Oleh sebab itu keinginan untuk menyedarkan kaumnya semakin kuat dan akhirnya mengambil jalan untuk berdakwah.
Sewaktu mendapati ayahnya tidak mau meninggalkan menyembah berhala, kesedihan menghampiri dirinya. Meski sudah mengingatkannya secara berulang namun ternyata pendiriannya sangat kukuh. Sampai pada akhirnya, Allah memberikan hukuman untuk orang-orang kafir.
7. Ibrahim Memperingatkan Kaumnya
Saat saat itu masyarakat di Bait Al-Maqdis mayoritas penduduknya masih menyembah berhala. Namun kenyataan pahit harus diterimanya, bahwa pembuat semua patung tersebut adalah ayahnya sendiri. Bentuknya sendiri sangat banyak salah satunya personifikasi dari rasi bintang.
Dalam berdakwah, ada banyak halangan dan rintangan yang harus dihadapinya. Termasuk menerima pelbagai penolakan dari kaumnya sendiri sehingga tetap menyembah patung. Mereka Menganggap bahawa kepercayaan turun temurun lebih kuat daripada ajaran Ibrahim AS.
8. Firman Allah SWT Tentang Penolakan Dakwah Nabi Ibrahim AS
Dakwah yang beliau sampaikan ditolak mentah-mentah oleh masyarakat sekitar bahkan tidak jarang mereka juga melakukan tindak kekerasan. Salah satu alasannya yang termaktub dalam Q.S Al-Anbiya: membahas mengenai “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya”.
Meskipun terus mendapatkan penolakan namun, Ibrahim tetap menyebarkan ajaran tauhid yakni mengesakan Allah kepada masyarakat. seiring berjalannya waktu mulai datang satu per satu orang menyatakan keimanannya. Hanya saja sebagian masih secara sembunyi-sembunyi karena takut.
9. Perselisih Ibrahim AS dengan Raja Namrud
Ketakutan Raja Namrud mengenai kematiannya, semakin menghantui tatkala mendengar ada ajaran baru yang dibawa oleh Ibrahim AS. Selama sisa hidupnya, ia terus mencari cara agar ramalan yang dahulu pernah didengarnya tidak menjadi kenyataan menggunakan strategi ancaman.