Baju Adat yang Dipakai Presiden Jokowi pada Upacara 17 Agustus 2023 Dari Mana?

Editor: Muhammad Ridho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo mengenakan baju adat Ageman Songkok Singkepan Ageng saat menghadiri Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Kamis (17/8/2023).

TRIBUNPEKANBARU.COM - Apa baju adat yang dipakai Presiden pada Upacara 17 Agustus 2023 ?

Banyak netizen yang dibuat penasaran dengan baju adat yang dipakai Presiden pada Upacara 17 Agustus 2023 kali ini.

Ternyata baju adat yang dipakai Presiden pada Upacara 17 Agustus 2023 adalah baju adat dari Surakarta .

Pada upacara 17 Agustus yang dilaksanakan tepat hari ini, menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia.

Selain itu, upacara 17 Agustus yang dilaksanakan setiap tahunnya juga mengundang perhatian.

Terutama upacara 17 Agustus yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Jokowi kerap mengenakan pakaian adat setiap menghadiri upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.

Tahun lalu, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Buton, Sulawesi Tenggara.

Tahun ini, Presiden Jokowi mengenakan baju adat dari Surakarta yang dikenakan raja.

Presiden Joko Widodo mengenakan baju adat Ageman Songkok Singkepan Ageng saat menghadiri Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Kamis (17/8/2023).

Presiden Joko Widodo mengenakan baju adat Ageman Songkok Singkepan Ageng saat menghadiri Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Kamis (17/8/2023).

Dilansir melalui kompas.com, Deputi Bidang Pers, Protokol, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menuturkan, pakaian yang dikenakan Jokowi adalah pakaian yang dikenakan oleh raja-raja Pakubuwono Surakarta.

"Presiden Joko Widodo mengenakan baju daerah Ageman Songkok Singkepan Ageng. Ageman ini dipakai oleh para raja Pakubuwono Surakarta Hadiningrat dalam acara Enggar Eggar soho Tedhak Loji," kata Bey.

Bey menjelaskan, Enggar Eggar soho Tedhak Loji adalah sebuah acara di mana raja keluar dari keraton menaiki kereta kuda dan dikawal perangkat keraton untuk terjun langsung melihat kondisi masyarakat.

"Dalam pelaksanaannya, di sepanjang jalan Sang Raja membagikan uang dan makanan sebagai rasa cinta kasih kepada kawulonya atau bisa disebut dengan turuba (turun ke bawah)," kata Bey.

( Tribunpekanbaru.com / Sripoku )

Berita Terkini