2. Tahfizh wa Tafhim al-Qur'an (TTQ);
Merupakan program dari awal berdirinya STAI-PIQ Sumatera Barat, namun dahulunya bernama Fahmul Qur'an dan Hifzhil Qur'an. Karena adanya perubahan nomenklatur dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Agama RI, pada tahun 2007 oleh Ketua STAI-PIQ Sumatera Barat saat itu Bapak Dr. H. Syar'i bin Sumin,M.A. program ini diganti namanya menjadi Tahfizh wa Tafhim al-Qur'an. Dengan adanya program ini maka mahasiswa diberikan gelar Sarjana Ilmu al-Qur'an (S.I.Q.). Nilai plus dari program ini mahasiswa diwajibkan menghafal al-Qur'an 30 (tiga puluh) juz.
3. Ma'had 'Aliy Lil Qur'an wa Sunnah (MA);
Merupakan program pengkaderan ulama yang digagas dengan Gubernur Sumatera Barat pada tahun 2012 yang ketika itu dijabat oleh Prof. Dr. Irwan Prayitno, S.Psi., M.Sc. Kekhususan Program ini adalah menggunakan bahasa pengantar perkuliahan dengan bahasa Arab atau Inggris dan hafalan al-Qur'an sebanyak 10 (sepuluh) Juz.
Untuk biaya kuliah, bagi mahasiswa yang berprestasi bisa mendapatkan beasiswa untuk meringankan biaya kuliah, berikut peluang beasiswa :
- Beasiswa KIP Kemenag
- Beasiswa Baznas Sumbar
- Beasiswa Baznas Daerah
- Beasiswa Rumah Zakat
Profil STAI PIQ Sumbar
Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu al-Qur’an Sumatera Barat saat ini adalah Dr H Buchari M MAg Dipl.
A. Sejarah STAI PIQ Sumatera Barat
1. Awal sebuah ide
Gagasan untuk mendirikan Akademi Ilmu Al-Qur'an (AIQ) berawal dari ketika berlangsungnya Musabaqah Tilawatil Qur'an Nasional XI di Semarang tahun 1979. Mahasiswa dan alumni Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) Jakarta yang merupakan utusan Sumatera Barat pada waktu itu mengadakan pertemuan dengan unsur kafilah MTQ Sumatera Barat, diantaranya Kepala Kanwil Departemen Agama Sumatera Barat H. Hasnawi Karim, Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Kanwil Depag Drs. H. Bagindo M. Letter, Kepala Lembaga Dakwah HMS. Dt. Tan Kabasaran, H. Binuasin Nurut Bc.AN (Kasi Penyelenggaraan Haji), Drs. H. Karseno (Ketua LPTQ Sumatera Barat) dan lain- lain.
Pada pertemuan tersebut disepakati perlunya didirikan Akademi Ilmu Al-Qur'an atau Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an di Sumatera Barat. Untuk merealisasikan konsep tersebut kafilah MTQ Sumatera Barat menugaskan pihak mahasiswa dan alumni PTIQ Jakarta utusan Sumatera Barat membentuk tim penyusun yang terdiri dari Drs. Ilham Chaliq Luqman sebagai Ketua, Mazmur Sya'roni sebagai Sekretaris, Anggota terdiri dari: Dalizar Putra, Firdaus Dailami, Rizal Syaifulhaq, Syar'i Sumin dan Sofyan Amin. Tim ini bertugas menyusun konsep pendirian Akademi Ilmu Al-Qur'an Sumatera Barat.
Sementara itu, Kepala Kanwil Departemen Agama Sumatera Barat H. Hasnawi Karim yang ng juga ketua I LPTQ Sumatera Barat melaporkan gagasan pendirian ini kepada Bapak Gubernur Ir. H. Azwar Anas. Gagasan ini disambut baik oleh Gubernur, karena ternyata beliau juga sudah memikirkan bagaimana caranya membangkik kembali" Batang tarandam", masa kejayaan / kegemilangan Sumatera Barat dalam lembaga pendidikan Islam yang terkenal dengan sebutan "Gudang Ulama", di samping kenyataan semakin berkurangnya ulama, orang yang hafal Al-Qur'an dan ilmu-ilmu Al-Qur'an di Sumatera Barat.
Dua bulan setelah pelaksanaan MTQ NXI di Semarang tim Penyusun telah dapat menyelesaikan tugasnya menyusun konsep pendirian Akademi Ilmu Al-Qur'an. Konsep tersebut diajukan ke pemerintah Sumatera Barat melalui LPTQ dan Kepala Kantor Wilyah Departemen Agama Sumatera Barat. Setelah melalui beberapa kali pertemuan dengan berbagai unsur di atas termasuk Majelis Ulama Indonesia Sumatera Barat dan pengurus PGAI Sumatera Barat, akhirnya konsep yang disusun oleh mahasiswa dan alumni PTIQ tersebut dapat disetujui dengan mengadakan berbagai perubahan / penyesuaian sesuai kondisi dan kebutuhan daerah Sumaera Barat. Alhamdulillah bantuan dan dorongan bapak Gubernur Sumatera Barat Ir. H.Azwar Anas dan Sekwilda Sumatera Barat Drs. H. Sjoerkani, niat mendirikan Akademi Ilmu Al-Qur'an da terwujud.
2. Berdirinya Akademi Ilmu Al-Qur'an dan Perkembangannya.
a) Latar Belakang