Kemudian keterlibatan Forest Protection Ranger yang direkrut dari masyarakat untuk mendukung pencegahan kebakaran.
Selanjutnya memberikan dukungan pembukaan lahan tanpa membakar, meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya pembukaan lahan dengan cara membakar.
Serta, pemantauan Kualitas Udara melalui perangkat pengukur PM10 di 7 lokasi di provinsi Riau.
Pihaknya menyadari bahwa pencegahan kebakaran hutan dan lahan tidak akan berhasil tanpa dukungan dari semua pihak, terutama masyarakat.
Oleh karena itu, RAPP mengajak semua pihak untuk bersama- sama melakukan upaya pencegahan ini.
PT RAPP dan APRIL Group secara aktif mendukung upaya pemerintah untuk mencegah bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia melalui beberapa inisiatif salah satunya program desa bebas api
"Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program adalah bukti nyata kepedulian dan kolaborasi antara perusahaan, pemerintah dan masyarakat dalam mencegah karhutla," katanya.
Bupati Pelalawan, H Zukri SE dalam sambutannya mengapresiasi program Desa Bebas Api yang dijalankan oleh PT RAPP secara konsisten selama ini.
Program ini tentu sangat bermanfaat dan mendukung program pemerintah dalam menciptakan zero api dan zero asap di Provinsi Riau, khususnya di Pelalawan.
"Kita sepakat jika bencana Karhutla ini sangat merugikan semua pihak, termasuk manusia dan mahluk hidup lainnya. Dengan mencegah munculnya titik api, kita bisa membantu sesama," beber Bupati Zukri.
Ia mengakui, penanganan Karhutla harus melibatkan seluruh stakeholder mulai dari pemerintah, instansi vertikal, camat, desa dan kelurahan hingga masyarakat pemilik lahan serta perusahaan swasta.
Tentu harus dimulai dengan tindakan pencegahan Karhutla, salah satunya melalui program Desa Bebas Api yang memberikan hadiah kepada desa yang berhasil menjaga lahannya tidak terjadi kebakaran.
"Pencegahan ini harus didukung peralatan yang memadai di desa-desa. Kami yakin PT RAPP komitmen berkolaborasi dengan pemerintah dalam mencegah Karhutla," tandasnya.
Ia memerintahkan seluruh jajaran camat, lurah, kepala desa serta instansi terkait seperti BPBD dan Damkar untuk intens melakukan sosialisasi serta pencegahan ke daerah yang rawan terjadi kebakaran.
Pasalnya, saat ini telah memasuki musim kemarau yang cukup ekstrim. Kondisi seperti ini sangat rentan terjadi Karhutla.
"Bulan Juni sampai Agustus merupakan kemarau kering. Jika kita tidak siaga mulai sekarang, akan rentan terjadi Karhutla. Mari sama-sama kita jaga negeri kita ini," pungkas Zukri. (Tribunpekanbaru.com/Johannes Wowor Tanjung)