Berlaku Sampai: Selama mengikuti program pendidikan.
Isi Buku Diary Aulia Risma Lestari
Setelah mencuat informasi adanya dugaan perundungan yang diduga menjadi salah satu penyebab Aulia Risma Lestari nekat mengakhiri hidup.
Kini isi buku harian Risma turut mengungkap keluhannya selama mengikuti PPDS di Undip.
Berikut isi lengkap buku diary Aulia Risma Lestari yang ditulis di buku hariannya tertanggal 5 Juli 2024:
"1 semester aku berjuang di sini,"
"Terlalu berat untukku,"
"Sakit sekali,"
"Beban fsiknya begitu besar,"
"Aku ingin berhenti,"
"Sakit sekali, sungguh sakit,"
"Rasanya masih sama,"
"Aku ingin berhenti,"
Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini,"
"Ada yang bisa menolong saya,"
"Apa Tuhan tau saya tersiksa,"
"Apa Tuhan tau aku kesakitan,"
"Kenapa di setiap aku berharap,"
"Aku ingin berhenti,"
"Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini,"
"Ada yang bisa menolong saya,"
"Apa Tuhan tau saya tersiksa,"
"Apa Tuhan tau aku kesakitan,"
"Kenapa di setiap aku berharap,"
"Tapi kenapa aku dibiarkan,"
"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"
"Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan,"
"Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha,"
"Tapi kenapa aku dibiarkan,"
"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"
"Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan,"
"Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha,"
"Tapi kenapa aku dibiarkan,"
"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"
"Aku mohon,"
"Aku tidak sanggup lagi,"
"Bila harus menanggung lebih lama lagi,"
"Aku sendirian, aku berjuang sendiri,"
"Tidak ada yang menolongku,"
"Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi,"
"Semoga Tuhan mengampuniku,"
"Tuhan, aku sakit,"
"Aku mohon tempat aku pulang,"
Isi curhatan tersebut menggambarkan kondisi mental Aulia Risma yang mengalami tekanan berat.
Alasan Aulia Risma Lestari Tak Bisa Mundur PPDS
Alasan Aulia Risma Lestari tak bisa mundur dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Undip.
Banyak spekulasi bermunculan bahwa Risma sedang mengalami depresi gegara dibully hingga nekat mengakhiri hidupnya.
Risma ditemukan tewas di kamar kosnya pada Senin (12/8/2024) lalu.
Polisi mengakui ada bekas suntikan di lengan korban saat proses evakuasi di lokasi kejadian, tepatnya kawasan Lempongsari Kecamatan Gajahmungkur Semarang.
Namun sayangnya, pihak Undip membantah isu dugaan bully dibalik tewasnya Aulia Risma Lestari.
Hal itu tertuang dalam salah satu poin dalam siaran pers yang ditandatangani Rektor Undip Prof. Suharmono, Kamis 15 Agustus 2024.
Padahal menurut catatan isi harian Risma yang ditemukan di lokasi kejadian dirinya mengaku capek bekerja dan menghadapi para seniornya.
Risma bahkan sempat mengeluhkan pada ibunya sudah lama ingin resign lantaran tak kuat dengan beban kerja sebagai PPDS di Undip.
Akan tetapi, Risma rupanya tak bisa mundur dari PPDS Undip yang dijalaninya tersebut.
Pasalnya, Aulia Risma melanjutkan pendidikan spesialis melalui program beasiswa.
Sebelumnya ia menjalani praktik sebagai dokter umum di RSUD Kardinah Kota Tegal.
Sebelum Rektor Undip memberikan klarifikasi, sempat beredar di media sosial terkait dugaan masalah beasiswa Aulia Risma.
Aulia Risma disebut mendapatkan beasiswa dari instansi, sehingga tidak bisa asal mundur.
Hal ini terungkap dari viralnya tangkapan layar percapakan antar dokter di WhatsApp.
Adapun jika ingin mundur dari PPDS Anestesi Undip, maka Aulia Risma dikabarkan harus membayar uang penalti sebesar Rp 500 juta.
Orang tua korban pun disebut tidak menyanggupi nominal tersebut.
"Yang bersangkutan mahasiswa beasiswa dari Tegal, sudah terindikasi tidak kuat di anestesi sejak tahun pertama, tapi tidak bisa dikeluarkan secara sepihak karena dia kiriman instansi," tulis sang dokter dalam tangkapan layar yang viral di X.
"Sudah dipanggil orang tuanya beberapa kali sama KPS dan diminta mengundurkan diri, tapi gak mau. Karena kalau mundur harus bayar penalty sebesar Rp500 juta, keluarga tidak sanggup," pungkasnya.
( Tribunpekanbaru.com )