UMKM Inhil

Nasi Goreng Ati Tembilahan Inhil Riau, Warung Sederhana Bertahan Puluhan Tahun

Penulis: T. Muhammad Fadhli
Editor: Sesri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warung Nasi Goreng Ati Jalan Telaga Biru Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.

TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Bagi pecinta Nasi Goreng wajib mencoba kuliner di Warung Nasi Goreng Ati Jalan Telaga Biru Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.

Rasa gurih pedas yang pas membuat pelanggan balik lagi hingga warung sederhana ini bisa terus bertahan hingga puluhan tahun dan mendapatkan tempat tersendiri di pelanggannya.

Menu Nasi Goreng yang dipadu padankan dengan suwiran ayam dan ati ampela ayam menjadi menu andalan yang banyak di cari di warung sederhana ini.

Oleh karena itu tidak heran bila dalam sehari warung yang saat ini di kelola oleh pria bernama Bulek ini bisa menghabiskan minimal 30 porsi di hari biasa bahkan lebih dari 50 porsi di akhir pekan.

Selain nasi goreng warung yang sehari dikelola Bulek bersama sang isteri juga menyajikan menu lain yang tak kalah menggugah selera, yaitu, Minas (Mie Nasi Goreng), Mie Goreng, Mie Kuah, Kwetiaw Goreng, Kwetiaw Siram dan Kwtiau Rebus.

“Penjualan menu lainnya rata – rata minimal untuk Kwetiaw 20 Porsi Perhari, Mie Goreng 20 Porsi perhari kadang bisa lebih,” ujar Bulek saat ditemui di Warungnya, Senin (30/9/2024).

Harga makanan di warung ini pun masih cukup terjangkau yaitu, Rp. 15 ribu saja merata semua menu sudah termasuk toping ayam suwir, ati ampela dan disajikan bersama sayur kol dan acar timun yang segar.

“Kalau mau tambah telor (dadar atau mata sapi) itu Rp. 3 ribu, untuk semua harga sama rata,” ujar Bulek.

Dengan begitu, dikatakan Bulek, omset yang di dapatnya setiap hari itu dari semua menu yang dijualnya itu minimal berkisar Rp. 1.050.000 per hari.

Menurut Bulek, rasa yang khas dan konsisten menjadi kunci dalam mengelola warungnya ini, apalagi Bulek terjun langsung dalam memilih bahan hingga memasak.

Tidak serta merta seperti saat ini, sebelum ramai dan dikenal warung ini awalnya di kelola oleh sang kakak sejak awal berdiri di tahun 2005.

“Saya generasi yang kedua sebelumnya kakak saya. Sebelumnya saya hanya ikut membantu kakak di warung. Alhamdulillah sekitar 8 tahun terakhir ini saya dipercaya mengelolanya. Semoga bisa bertahan terus melayani pelanggan dan meramaikan kuliner di Tembilahan,” pungkas Bulek.

(Tribunpekanbaru.com/T. Muhammad Fadhli).

Berita Terkini