TRIBUNPEKANBARU.COM - Terjawab sudah firasat Ismed Kaisar terkait dengan kematian anak perempuannya yang bernama Resti Widia yang jasadnya ditemukan di dalam lemari indekos di RT 7, Kelurahan Pakuan Baru, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi,
Korban ternyata dihabisi dengan cara yang kejam oleh sosok pria yang bernama Daniel Sihombing (DS).
Dalam rilisnya, polisi mengungkapkan bagaimana pelaku DS menghabisi korbannya.
Baca juga: Mayat Perempuan di Dalam Lemari di Jambi : Ada Dua Tersangka ? Polisi Beberkan Fakta Penangkapan
Sampai detik-detik kematian korban jelas ada kesakitan yang mendalam. Korban juga diperlukan tak layak ketika sudah meninggal dunia.
Jasad korban disembunyikan dalam lemari dalam kondisi tangan terikat dan mulut disumpal kain.
Dan teringat kembali bagaimana firasat sang ayah , Ismed Kaisar sebelum anak perempuannya itu dikabarkan meninggal dunia.
Ya, setelah mendengar kabar duka terkait anaknya, Ismed Kaisar (58), ayah Resti Widia, datang ke Jambi beberapa hari lalu.
Ismed mengungkapkan sempat berfirasat tidak enak terkait anaknya.
Warga Kampung Nengger, Kecamatan Padang Rincang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, itu datang ke Jambi karena mendapatkan kabar duka.
"Sebelum anak saya meninggal dunia, sempat ada firasat, namun saya tidak hiraukan," kata Ismed di Mapolsek Jambi Selatan,
Baca juga: Update Mayat Wanita dalam Lemari di Jambi : Tersangka Kasus Kematian Resti Widia Lebih Dari Satu
Kata Ismed, firasat itu seminggu sebelum kejadian, seperti ada burung masuk ke kamar di rumahnya di Banten. Setelah itu, burung tersebut pergi lagi.
"Tidak lama kemudian, saya langsung mendapatkan kabar anak saya meninggal dunia," tuturnya.
"Salah satu firasat tersebut seperti burung datang masuk ke kamar rumah di kampung halaman Banten dan setelah itu pergi lagi," katanya.
Firasat lain yang didapat ayah Resti, merasa ada komunikasi aneh dari korban.
Seperti komunikasi via WhatsApp dengan adik kandung Resti.
"Tidak hanya itu. Sebelumnya juga, almarhum anak saya ada komunikasi kepada keluarga di Banten, seperti ia ada kena ancam," tuturnya.
Begitu juga dengan adik Widia, Daia Salsabila (20). Dia datang ke Kota Jambi menemani ayah kandungnya.
Baca juga: SOSOK DS, Terduga Pelaku Pembunuhan Resti Widia di Jambi: Masih Lajang, Teman Kencan Korban
Suatu hari, sebelum Resti meninggal, Daia sempat berkomunikasi singkat lewat WhatsApp. Peristiwa itu tepatnya Selasa (24/9) sore hingga malam, sekitar pukul 19.30 WIB.
"Selasa sore saya tanya kabar Teteh, tepat sekitar 17.00 WIB, namun tidak dijawab. Dan sekitar jam 19.30 WIB, Teteh baru menjawab dengan singkat, yaitu saya lagi pusing dan setelah tidak ada jawaban lagi," katanya.
Kejinya DS Habisi Resti Widia
Tindakan Daniel yang mengakibatkan hilangnya nyawa Resti, termasuk sadis.
"Tersangka cukup sadis. Sebelum melakukan penganiayaan, tersangka mencekik korban, tangan diikat, mulut disumbat menggunakan kain dan tubuh korban dimasukkan ke dalam lemari," sebutnya.
Perempuan yang jasadnya ditemukan dalam lemari itu, meninggal dunia karena leher patah dan ada benturan di kepala.
"Korban meninggal dunia karena leher patah, dan benturan di kepala," ungkapnya.
Barang bukti yang diamankan polisi, yaitu satu setel pakaian milik tersangka, satu sepeda motor, dua ponsel dan sejumlah perhiasan milik korban seperti jam tangan, gelang, cincin, serta aksesori lainnya.
Atas aksinya itu, tersangka dikenakan Pasal 338 KUHPidana dan atau 365 ayat (3) KUHPidana tentang pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan kematian diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun.(*)
( Tribunpekanbaru.com )