Polisi juga mengungkapkan cara Andi Ibrahim cs memasukkan pabrik uang palsu ke dalam kampus.
Hal itu dilakukan ketika kampus dalam keadaan sepi.
Mesin cetak berukuran besar itu dibawa para tersangka masuk ke kampus UIN Alauddin saat malam hari.
Dia menyebut mesin cetak uang palsu beratnya hampir 3 ton.
"Tersangka membawa mesin cetak uang palsu ke kampus tersebut menggunakan alat papan untuk memasukkan itu untuk memudahkan mendorong," katanya.
"Karena waktu rekonstruksi itu kita coba 25 personel untuk angkat mesin tersebut tidak bisa terangkat. Tapi kalau didorong pakai papan bisa. Dan saat rekonstruksi ada beberapa lantai pecah pada saat dimasukkan oleh tersangka di salah satu ruangan bekas toilet di perpustakaan," jelasnya.
MESIN DIBAWA MENGGUNAKAN FORKLIFT
Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar menyebut mesin cetak berukuran besar itu dibawa para tersangka menggunakan forklift.
Menurutnya, pada saat dibawa masuk ke kampus tersebut tersangka sempat ditanya oleh security/satpam setempat.
Namun tersangka berdalih mesin tersebut untuk mencetak buku dan akan disimpan di perpustakaan.
Rumah pengusaha berinisinal ASS jadi salah satu tempat kejadian perkara percetakan uang palsu.
Setelah mengungkap uang palsu di jalan sunuk, polisi melakukan pengembangan ke kampus UIN Alauddin Makassar.
"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.
Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.
Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.
Baca juga: KATA POLISI Soal Staf UIN Makassar yang Meninggal Dunia, Sempat Disebut Terlibat Sindikat Uang Palsu