Diterjang Ombak Akibat Tanggul Jebol, Rumah Warga di Desa Kuala Selat Inhil Rusak Hingga Roboh

Penulis: T. Muhammad Fadhli
Editor: M Iqbal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah warga di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Inhil diterjang ombak.

TRIBUNPEKANBARU.COM, KATEMAN – Masyarakat Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau membutuhkan bantuan pemecah ombak untuk melindungi permukiman mereka.


Posisi Desa Kuala Selat yang berada di tepi laut memang sangat rawan di terjang ombak kuat, apalagi di saat musim cuaca ekstrim seperti saat ini.


Pada awal tahun ini saja, intensitas hujan tinggi serta pasang air laut tinggi mengakibatkan ombak kuat yang menghantam tanggul di wilayah Parit Kosong Selatan, Desa Kuala Selat.


Terbaru, peristiwa jebolnya tanggul yang terjadi pada Jumat (17/1/2025) ini menyebabkan kerusakan signifikan di permukiman warga.


Satu rumah roboh, dua rumah rusak berat, dan dua lainnya rusak sedang dengan total kerugian dari kerusakan rumah diperkirakan mencapai Rp100 juta yang berdampak langsung kepada 11 kepala keluarga (KK).


Peristiwa hantaman ombak yang merusak infrastruktur ini bukan pertama kalinya terjadi di desa yang terletak di pesisir utara Inhil ini, setiap tahun bencana ini menghantui Desa Kuala selat.


“Kami memerlukan batu pemecah ombak untuk melindungi pemukiman dan lahan masyarakat agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ujar Kepala Desa Kuala Selat, Nurjaya, Minggu (19/1/2025).


Nurjaya menjelaskan, pihak desa bersama warga telah membangun tanggul pembatas sementara untuk mencegah penyebaran air asin ke wilayah yang lebih luas. 


Namun menurut Nurjaya, upaya ini tidak cukup untuk mencegah terulangnya bencana serupa di Desa Kuala Selat yang rawan bencana akibat terjangan ombak setiap tahunnya.


Selain kerusakan pada rumah, ditambahkan Nurjaya, bencana ini juga merendam sekitar 6 hektar lahan produktif dan mengancam sekitar 2.500 hektar lahan lainnya dengan total kerugian sementara akibat jebolnya tanggul diperkirakan mencapai Rp 400 juta.


Oleh karena itu Nurjaya berharap hal ini menjadi perhatian pemerintah daerah serta pihak terkait karena keterbatasan anggaran desa untuk membangun batu pemecah ombak ini.


“Dampak kerusakan ini cukup parah terutama bagi warga yang rumahnya hancur. Sementara kami gotong royong bersama masyarakat memperbaiki tanggul dengan material seadanya,” pungkasnya.

(Tribunpekanbaru.com/T. Muhammad Fadhli).

 

Berita Terkini