Seperti diketahui, legislator di Gedung Payung Sekaki DPRD Pekanbaru, kini mempertanyakan kepastian anggaran penanganan DBD di Kota Pekanbaru. Sebab, berdasarkan pengalaman tahun 2024 lalu, banyak masyarakat yang mengeluhkan penanganan DBD tidak maksimal.
Sehingga wajar saja kasus DBD setiap tahun di Kota Pekanbaru meningkat. Hal yang paling ironis di penanganan DBD ini, anggaran nyaris tidak ada pembelanjaannya di lapangan. Padahal hanya untuk fogging yang diminta masyarakat.
"Tahun lalu kita punya pengalaman buruk soal DBD. Tahun 2025 ini, jangan sampai terjadi lagi. Puskesmas dan Diskes jangan pura-pura tidak tahu keluhan masyarakat di bawah," kata Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Doni Saputra MH, Minggu (19/1/2025) kepada Tribunpekanbaru.com.
Sekadar gambaran, kasus DBD di Kota Pekanbaru menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang tahun 2024. Hingga November lalu saja, Diskes Pekanbaru mencatat sebanyak 459 kasus, angka yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini diperparah dengan datangnya musim hujan, yang menciptakan lingkungan ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.
Tahun ini, anggarannya diharapkan benar-benar ril dibelanjakan di lapangan. (Tribunpekanbaru.com/Syafruddin Mirohi).