Sementara itu, di Tugu Bunderan, cekcok terjadi antara GPK dan Batalyon Infanteri 412/Bharata Eka Sakti dari Purworejo, Jawa Tengah.
Pujiyanto menjelaskan bahwa bentrokan terjadi saat anggotanya hendak pulang usai melakukan unjuk rasa di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang.
Baca juga: Tak Mampu Jawab Pertanyaan Reza Indragiri soal Ijazah Jokowi, Rismon : Untuk Edukasi ke Publik
Aksi tersebut digelar untuk memprotes kasus kekerasan seksual yang melibatkan pengelola pondok pesantren.
Meski demikian, Yanto—sapaan Pujiyanto—menolak menjelaskan lebih lanjut pemicu langsung bentrokan dengan personel TNI.
"Tanyakan ke Dandim dan jajaran," ujarnya singkat usai audiensi tertutup di Kodim 0705/Magelang, Senin (2/6/2025).
Dalam pertemuan yang turut dihadiri oleh Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Kapolresta Kombes Herbin Garba Wiyata Jaya Sianipar, dan Kapolres Magelang Kota AKBP Anita Indah Setyaningrum, GPK menyanggupi permintaan maaf kepada TNI dan masyarakat.
"Kami tetap berkomitmen dengan forkompinda untuk menjaga kondusifitas," ujar Yanto.
"Kami tetap berkomitmen menjadi kontrol system di Kabupaten Magelang."
Kini , masalah itu telah selesai. Ormas GPK minta maaf dan para oknum didalamnya tentu saja diserahkan ke Ormas itu sendiri untuk diberikan sanksi. (*)