Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Mutilasi di Padang Pariaman

Kesedihan Beruntun, Setelah Ayah, Kini Ibu dari Gadis Korban Pembunuhan di Padang Pariaman Meninggal

Perbuatan pelaku pembunuhan di Batang Anai, Padang Pariaman, menimbulkan kesedihan mendalam hingga menyebabkan kedua orang tua korban meninggal dunia.

Editor: Ariestia
TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto
KASUS PEMBUNUHAN BERANTAI: Tri Ibnu Rusdi memperlihatkan foto ibunya saat disambangi TribunPadang.com di rumahnya di Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Kamis (19/6/2025). Ibnu menceritakan, ibunya mengetahui informasi soal Siska dari seseorang melalui pesan WhatsApp, sekitar pukul 06.00 WIB pagi. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Akibat perbuatan SJ alias Wanda pelaku pembunuhan di Batang Anai, Padang Pariaman, Sumatera Barat, tak hanya menyebabkan tiga gadis meninggal dunia.

Perilaku sadisnya itu juga secara tak langsung membuat dua orang lainnya wafat.

Mereka adalah ayah dan ibu Siska Oktavia, satu di antara tiga korban Wanda.

Ayah dan ibu Siska meninggal akibat kesedihan mendalam.

Nila Yunista (50), ibunda Siska dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (19/6/2025) pagi akibat serangan jantung, tak lama setelah mengetahui bahwa putrinya menjadi korban pembunuhan.

“Iya, ibu Siska meninggal dunia. Beliau kena serangan jantung setelah tahu Siska jadi korban pembunuhan,” ujar Suji, kerabat korban, saat dikonfirmasi awak media.

Baca juga: Geger Penemuan Mayat Diduga Korban Mutilasi di Batang Anai Padang Pariaman, Badan Tanpa Kepala dan Alat Kelamin

Baca juga: Menguak Kesadisan Wanda: Mutilasi Tubuh Korban Jadi 10 Bagian siang Hari di Padang Pariaman

Menurut Suji, sang ibu sempat pingsan di sekitar lokasi penggalian jenazah yang diduga tempat jasad Siska dikuburkan. Insiden itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.

Pencarian panjangnya terhadap keberadaan sang anak terjawab.

Siska Oktavia sebelumnya dilaporkan hilang sejak 12 Januari 2024.

Selama lebih dari satu tahun, Nila tak pernah berhenti berharap putrinya pulang dalam keadaan selamat.

Namun kenyataan tidak seperti yang dia impikan.

Anak gadis yang diharapkan pulang, ternyata ditemukan dalam kondisi tragis dan tidak layak.

“Beliau pingsan karena syok berat. Sempat dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong,” ungkapnya.

Tangis pecah dari sang anak bungsu, Muhamad Tri Ibnu Rusdi (16), yang menyaksikan sendiri ibunya pingsan lalu meninggal dunia tak lama kemudian.

“Pagi itu sekitar pukul enam, Ibu dapat pesan WhatsApp dari seseorang. Kami langsung ke lokasi,” ujar Ibnu saat ditemui di rumah duka.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved