Menurutnya, perang ini bukanlah keinginan masyarakat Iran, melainkan ada kepentingan di dalamnya.
"Saya rasa saya belum pernah merasakan kesedihan dan kemarahan sedalam ini atas apa pun dalam hidup saya," katanya.
"Perang ini - perang Iran - pada dasarnya adalah konflik antara tiga individu (diduga merujuk. Tiga pemimpin, dari tiga negara, yang didorong oleh ideologi mereka sendiri," tambahnya, yang diduga merujuk pada Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Mehri juga meluapkan amahnya mewakili warga Iran tatkala ketiga tokoh tersebut tiba-tiba menyatakan 'Kami telah menguasai langit Iran’.
“Itu bukan sekadar kata-kata bagi saya - itu sacral,” ujar Mehri.
Sementara Homayoun, seorang pria dari wilayah barat laut Maku, menentang peringatan Trump bahwa Iran akan menghadapi lebih banyak serangan jika tidak menyetujui perdamaian.
"Ya, kami sedang mengalami masa-masa sulit- tetapi kami akan mendukung negara kami sampai akhir. Dan jika diperlukan, kami akan memberikan hidup kami untuk tanah air kami, untuk kehormatan kami," katanya.
"Kami tidak akan membiarkan Amerika dan antek-anteknya melakukan tindakan yang salah di negara kami,” imbuhnya.
Peringatan Donald Trump
Sebelumnya, Trump memperingatkan Iran pada Sabtu (21/6/2025) bahwa setiap pembalasan terhadap AS, akan ditanggapi dengan kekuatan yang jauh lebih besar daripada penghancuran 3 situs nuklir Iran.
Namun pada konferensi pers di Turki pada hari Minggu, Araghchi menyatakan bahwa Iran memiliki "semua pilihan untuk mempertahankan keamanan, kepentingan, dan rakyatnya".
Ia juga mengatakan AS memikul tanggung jawab penuh atas konsekuensi tindakannya.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menggambarkan pangkalan AS di Timur Tengah sebagai kerentanan, bukan kekuatan.
Sehingga sebelum Israel meluncurkan kampanye udaranya, menteri pertahanan Iran telah mengancam akan menargetkan semua pangkalan AS "dalam jangkauan kami" jika AS berpartisipasi dalam serangan apa pun terhadap program nuklirnya.
Salah serorang pria Iran lainnya berharap—menyampaikan pesan kepada BBC.com, bahwa konflik ini adalah "puncak eskalasi perang - dan dari sini, keadaan akan mulai mereda".
"Iran cukup rasional untuk mengetahui bahwa respons apa pun yang menargetkan AS akan menjadi bunuh diri total," katanya.
"Anak saya akan lahir dalam beberapa hari, dan saya berharap kelahiran mereka bertepatan dengan lahirnya Iran yang baru - yang mengadopsi pendekatan baru terhadap sistem internasional dan urusan dalam negerinya,” pungkas dia.
( Tribunpekanbaru.com )