Wisata Bengkalis

Kedai Kopi Yogyakarta, Kedai Kopi Legendaris di Bengkalis Berdiri Sejak Tahun 1960

Penulis: Muhammad Natsir
Editor: M Iqbal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LEGENDARIS - Kedai Kopi Yogyakarta merupakan kedai kopi legendaris di Bengkalis yang sudah berdiri sejak tahun 1960. Kedai kopi ini berada di Jalan Sudirman, Kota Bengkalis.

TRIBUNPEKANBARU.COM, BENGKALIS - Banyak pilihan wisata kuliner yang tersaji di Kabupaten Bengkalis. Satu diantaranya adalah ngopi sembari menikmati penganan yang beragam di kedai kopi yang banyak tersedia. Bagi kamu yang datang ke Kota Bengkalis, tak lengkap rasanya jika tak singgah di kedai kopi. 

Bagi warga kota Bengkalis tentu tak asing dengan kebiasaan ngopi. Menikmati secanggir kopi sambil berbincang dengan kolega, teman dan rekan kerja sudah menjadi kebiasaan masyarakat di pesisir Riau.

Tidak hanya saat pagi bahkan selepas subuh pun sebagian masyarakat kota Bengkalis sudah nongkrong di kedai kopi. Satu diantara kedai kopi yang aktif menjual kopi sedari subuh hari berada di jalan Sudirman Bengkalis.

Kedai kopi Yogjakarta namanya, berdiri di deretan ruko jalan Sudirman kota Bengkalis, tepatnya sekitaran pasar Sukaramai, bangunan dua lantai ini sudah telihat terang begitu melintas sehabis subuh. 

Letaknya pun tak jauh dari masjid raya istiqomah Bengkalis.

NGOPI - Sejumlah pengunjung sedang bersantai ngopi sambil menikmati menu yang disediakan Kedai Kopi Yogyakarta.

Dinding kedai kopi berlapis keramik putih, begitu terang terkena pantulan cahaya lampu. Meja meja yang tersedia semuanya terbuat dari marmar putih menambah elegan tampilan kedai ini.

Meskipun masih bernuansa klasik kedai kopi ini tetap eksis dan selalu ramai  pengunjung setiap harinya. Semua kalangan bisa terlihat duduk ngopi santai di kedai kopi ini.

Tak tampak perbedaan kelas masyarakat saat duduk di kedai kopi ini. Semua kalangan terlihat sama dan saling membaur. Suasana bising khas perbincangan kedai kopi tak terelakkan saat duduk di sini.

Fiandy generasi ketiga dari pemilik kedai kopi Jogja mengakui kedai kopi ini sudah berdiri sejak tahun 1960 lalu. Kakeknya bernama Leiguan mendirikan kedai kopi ini.

Awalnya tak berdiri di tempat sekarang, tetapi di Jalan Yos Sudarso tepat di belakang ruko kedai saat ini. Usaha kedai kopinya diberi nama Kedai Kopi Leiguan diambil dari namanya sendiri.

Namun beberapa tahun berdiri nama tersebut terpaksa diubah, karena pada masa pemerintahan Presiden Suharto ada larangan menggunakan nama china.

"Dulukan sempat ada larangan menggunakan nama dan bahasa china, jadi diubahlah dengan nama Yogjakarta, tak ada makna yang khusus sebenarnya dari nama ini, masa itu memang banyak kedai kedai mengambil nama kota," ceritanya.

Sebelum membuka kedai kopi, kakeknya memulai usaha dengan berjualan es campur. Usaha ini cukup berkembang dan hasilnya ternyata cukup untuk menyewa tempat usaha yang lebih besar.

"Itulah awalnya kakek sewa bangunan yang ada di Jalan Yos Sudarso, dulu di sana masih kayu dan masih sewa. Saat membuka kedai kopi, sang kakek dibantu adiknya yang pandai memasak dan pernah belajar masak di Singapura," terangnya.

Cerita persisnya saat itu Fiandy tak begitu tahu, karena memang belum lahir dan ayahnya Carnidus Hardi generasi kedua yang meneruskan usaha kakeknya sudah meninggal, tak banyak bercerita perjuangan sang kakek diawal awal usaha.

Namun yang diketahuinya dulu tak hanya berjualan kopi saja, berbagai minuman dijual sang kakek, mulai air asam, es campur air nenas tersedia. Serta roti bakar yang saat ini masih dipertahankan dikenal masyarakat dengan nama roti kawin.

Kedai kopi yang berada di Yos Sudarso tersebut kemudian pindah ke tempat saat ini. Namun waktu itu bangunan masih kayu dan dibangun dengan dua lantai.

"Pindah ke sini sejak tahun 1980, saat itu sudah tanah sendiri, tempat lama itu sewa sebelum kami beli juga akhirnya. Meskipun akhirnya kedai lama sudah dibeli, tempat tersebut tidak digunakan sama sekali.

Kebakaran hebat sempat membakar bangunan lama tersebut pada tahun 2000 lalu. Seluruh kedai hangus terbakar.

"Saat itulah kami memulai lagi dari awal, kedai kopi kembali dipindahkan ke bangunan sebelumnya yang berada di jalan Yos Sudarso," jelasnya.

Butuh satu tahun setengah untuk kembali mendirikan bangunan baru di tempat yang terbakar sebelumnya. Kali ini bangunan lebih bagus, awalnya hanya ruko satu pintu.

"Awalnya satu pintu saja, kemudian nambah lagi akhirnya satu pintu jadi seperti sekarang ini dia pintu dan dua lantai, " ceritanya.

Fiandy sendiri baru mengelola kedai kopi keluarganya ini pada tahun 2001, saat itu ayahnya sudah sakit sakitan dan mesti berada di Jakarta.

"Aku baru balik ke Bengkalis tahun 2001 lalu. Saat itu ayah sudah meninggal, ibu tinggal sendiri, jadi harus menjaga ibu dan melanjutkan usaha ini," terangnya.

Fiandy anak ketiga dari empat bersaudara, kakaknya saat itu sudah tinggal di Medan bersama tantenya dan ada satu lagi sudah berkeluarga. Hanya dirinya yang baru selesai kuliah dan memilih balik dan meneruskan usaha ini.

"Kalau adik saya waktu itu masih kuliah, jadi pilihan saya yang balik dan meneruskan usaha ini," jelasnya.

Meskipun memindahkan kembali kedai kopi ini ke tempat baru yang dibangun, bekas kedai lama di Yos Sudarso kali ini tetap dibuka, kedai tersebut di memberi nama kedai  nama Kedai Kopi Jakarta. Sedangkan Kedai Kopi Yogjakarta di tempat baru jalan Sudirman ini

Kopi Hitam dan Roti Kawin Menu Andalan

Kopi hitam tubruk racikan kedai kopi Yogjakarta ini punya cita rasa sendiri. Cara penyajiannya hampir sama dengan kedai kopi lainnya.

Kopi tubruk disaring dengan air panas, kemudian dituang ke dalam cangkir batu yang sudah diberikan gula. Sebelum diantarkan ke meja pelanggan sedikit diberikan air panas yang terus mendidih di atas kompor.

Pelanggan biasanya menikmati kopi hitam ini dengan roti kawin, yakni roti bakar khas kedai kopi Yogjakarta. Roti yang disajikan bukan buatan  pabrikan, tetapi dibuat dan diolah sendiri, sehingga memiliki rasa yang berbeda dari pada roti bakar yang ada di kedai kopi lainnya.

Dua menu utama inilah menjadi andalan Kedai Kopi Yogjakarta yang disajikan dan menjadi pilihan utama saat ngopi di sini. Selain itu beberapa menu sarapan umum juga tersedia, diantaranya nasi lemak, lontong Bengkalis roti canai dan lainnya.

Menu menu lain tersebut merupakan masakan UMKM sekitar. Pihaknya menyediakan stand di sini untuk pedagang berjualan.

"Kalau kita hanya jual minuman saja dan kopi serta roti kawin, yang lainnya itu pedagang yang sewa stand di kedai kita," jelasnya.

Untuk kopi hitam yang disajikan selalu dijaga konsistensinya. Biji kopi di datangkan langsung dari Lampung, kemudian di roasting dan digiling sendiri. Sehingga kualitas rasa tetap terjaga sampai hari ini.

Begitu juga roti kawin yang disajikan, semua dibuat sendiri. Awalnya sewaktu kedai kopi ini masih di kelola kakeknya, pembuat rotinya berasal dari India, pembuatannya di bakar dengan kayu bakar, roti dimasukkan ke dalam tungku buatan sendiri.

"Pola pembuatannya ini kita pertahankan, bahkan selai serikayanya juga buat sendiri," terangnya.

Menurut dia, sebelum disajikan roti tawar buatannya tersebut dipotong kecil. Dan dipanggang menggunakan bara api kayu, kemudian diberikan selai dan disajikan.

"Naman roti kawin ini diberikan oleh ayah saya, namanya memang cukup unik, waktu itu alasannya karena disajikan dua tumpukan roti diberi selai serikaya, makanya namanya roti kawin. Bahkan nama ini juga banyak sekarang digunakan kedai kopi lainnya," ungkapnya.

Said Busro satu di antara pelanggan setia kedai kopi Yogjakarta, bahkan hampir setiap hari mampir di sini. "Bisa dikatakan tiap hari saya ngopi di sini, walaupun waktunya tidak tentu, kadang pagi, atau siang," jelasnya.

Tentu menu utama yang dicarinya yakni kopi, namun Said lebih suka dengan campuran susu. Menurut dia, kopi susu di sini campurannya pas.

"Kopi susunya pas enak dilidah, enak ditekak dan enak di perut," ungkapnya.

Tentunya menikmati kopi Said tak lupa memesan roti kawin. Selain selai serikaya juga ada beberapa selai lainnya yang tersedia mentega, coklat milo dan lainnya.

"Roti kawin ini spesial bukan roti pabrikan luar, diproduksi sendiri oleh kedai kopinya. Memiliki sertifikat halal, rasanya enak kalau dibakar rayanya renyah dan pas," tambahnya.

Sementara kalau datang pagi, pihaknya juga terkadang memilih sarapan mie ayam. Karena mie ayam di sini cukup berbeda dan rayanya memiliki ciri khas sendiri. (Muhammad Natsir)

 

Berita Terkini