Kesedihan Hafid semakin mendalam saat anak semata wayangnya, yang sedang menempuh pendidikan di Jerman dan hendak wisuda, juga meninggal dunia dalam kecelakaan ketika hendak pulang ke rumah.
“Setelah itu saya benar-benar frustasi. Saya tinggalkan semua, termasuk apotek dan rumah,” ujar Hafid dalam wawancara tersebut, seperti dikutip TribunJatim.com via TribunJateng.com, Senin (28/7/2025).
Kini, rutinitas Hafid dimulai dari tempat tinggalnya di bawah kolong jembatan.
Setiap hari, ia berjalan kaki ke Masjid Kadilangu untuk beribadah, kemudian berziarah ke makam Sunan Kalijaga, dan kembali ke tempat tinggalnya untuk menyendiri.
Ada Kejanggalan Muncul
Sebelumnya, Hafiz mengaku ke Mas Adi dirinya adalah alumni Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran.
Hafiz bercerita bahwa ia adalah sosok yang cerdas sehingga bisa lulus UI dalam waktu satu tahun tujuh bulan.
"Saya dulu itu boleh dikatakan paling cerdas, saya kuliah dulu S1 saya ambil 1 tahun tujuh bulan. Saya masuk UI tahun 88. Istri teman kuliah, satu angkatan," akui Hafiz.
Tak cuma itu, Hafiz juga bercerita bahwa dirinya pernah berkuliah di Singapura lalu hijrah ke Italia.
Semua cerita tersebut disampaikan Hafiz dengan tenang dan meyakinkan.
"Saya S1 di UI, di (kedokteran) umum. Kemudian saya kuliah lagi, saya nikah. Istri saya juga dokter orang Cianjur. Saya kuliah lagi ambil THT di Singapura. Setelah itu saya bosan, saya ke Italia, enggak pulang-pulang saya di Italia, saya empat tahun di situ. Selama tiga tahun pulang, saya lepas kerjaan saya, saya nelatenin apotek di Jember," pungkas Hafiz.
Atas cerita tersebut, Mas Adi mengaku baru-baru ini dihubungi oleh seorang wanita dari Sidoarjo.
Wanita tersebut mengaku kenal dan pernah berpacaran dengan Hafiz.
Kepada Mas Adi, wanita yang identitasnya dirahasiakan itu pun menceritakan sosok Hafiz yang dulu ia kenal.
Ternyata ada tiga perbedaan versi cerita dari Hafiz kepada Mas Adi dengan wanita asal Sidoarjo tersebut.