Pacu Jalur Kuansing 2025

Kuansing Bersolek dengan Optimisme dan Harapan Menjelang Festival Pacu Jalur 2025

Penulis: Guruh Budi Wibowo
Editor: Theo Rizky
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PACU JALUR - Tepian Narosa, lokasi Festival Pacu Jalur yang digelar pada 20-25 Agustus 2025 telah bersolek menyambut ratusan wisatawan, Senin (18/8/2025)

TRIBUNPEKANBARU.COM, KUANSING - Kota Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) tampak berbeda.

Pada Senin (18/8/2025) siang, matahari malu-malu menampakkan diri membuat tengah hari itu terasa teduh.

Teduh seperti harapan masyarakat Kuantan Singingi menyambut Festival Pacu Jalur 2025 yang semakin dekat.

Dari tepian Sungai Kuantan, geliat persiapan terlihat di banyak sudut.

Tenda-tenda putih mulai berjajar rapi, memberikan wajah baru yang estetik sekaligus ramah bagi penonton.

Deru angin  terdengar bersamaan dengan denting suara aba-aba pelatih.

Beberapa tim jalur sedang berlatih.

Baca juga: 120 Tenda Putih Hiasi Tepian Narosa, Menambah Estetika Sungai Kuantan Selama Festival Pacu Jalur

Suara dayung menghantam air berpadu dengan sorak pendayung di pinggir sungai, membakar semangat mereka yang akan bertarung memperebutkan kehormatan kampung.

Di sisi lain sungai, tiang-tiang tribun penonton sedang dipasang dengan cepat dan penuh semangat.

"Semua sudah kita persiapkan, kita optimis tahun ini akan lebih meriah," ujar Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kuansing, Azhar.

Optimisme itu bukan tanpa dasar. Hingga siang 215 tim jalur telah resmi mendaftar, dan diprediksi jumlah itu akan mencapai 250 tim saat hari perlombaan tiba.

Baca juga: Angkutan Barang Sumbu Dua ke Atas Dibatasi Melintas di Kuansing Saat Event Pacu Jalur

Kota Teluk Kuantan yang biasanya tenang, kini seperti bergeliat.

Polisi terlihat hilir mudik menjaga keamanan, sementara pedagang kecil mulai menata lapak mereka dari gerobak gorengan hingga buah-buahan.

Menurut Azhar, Festival Pacu Jalur bukan sekadar lomba.

Ia adalah denyut nadi budaya, ekonomi, dan kebanggaan kolektif masyarakat Kuansing.

Tahun ini, bukan hanya suara pluit pacu yang ditunggu, tapi juga jawaban atas pertanyaan segelintir orang apakah tradisi mampu tetap menjadi penyambung hidup, bahkan ketika mesin-mesin pengeruk emas itu telah sunyi?

Waktu akan menjawabnya. Tapi untuk saat ini, Kuansing sedang bersolek.

Dan semua berharap, sorak di Tepian Narosa kembali menggelegar, menandai semangat yang belum pernah padam.

Seolah tahu, denyut ekonomi kecil juga menunggu panen rezeki dari festival akbar ini.

Baca juga: Persiapan Riau Jelang Pacu Jalur 2025 Bukan Cuma di Kuansing, Tapi Pekanbaru dan Kampar Juga

Namun di balik semangat itu, ada juga keraguan kecil. Seorang pedagang buah di pinggir mengaku gundah.

"Dua tahun lalu ramai, kemudian tahun lalu agak sepi, sekarang entahlah. Katanya uang susah beredar sejak PETI diberantas," ujar Endrian.

Ia tak sepenuhnya yakin, tapi merasakan sendiri dampaknya.

Dua tahun silam, dagangannya laris manis pada tiga atau dua hari jelang perhelatan.

"Semoga dengan viralnya Pacu Jalur, wisatawan dari luar daerah lebih banyak yang berkunjung," harap Endrian lirih.

Sementara itu, Bupati Kuansing, Suhardiman Amby meyakini Festival Pacu Jalur bakal mendongkrak perekonomian masyarakat lokal.

Ia memprediksi kunjungan wisatawan mencapai 200 ribu per hari.

"Dengan rata-rata setiap orang menghabiskan uang per hari. Perputaran uang selama Festifal Pacu Jalur yang berlangsung 5 hari dapat mencapai 100 miliar," ujarnya.

(Tribunpekanbaru.com/Guruh Budi Wibowo)

Berita Terkini