Edison menuturkan, dalam ujian tersebut para siswa diminta menunjukkan pemahaman mengenai kehormatan bendera Merah Putih.
Namun, siswa justru langsung menggunting pinggiran bendera dan menyerahkannya kepada kepala madrasah.
Akibat gagal mengerjakan materi uji, puluhan siswa dinyatakan tidak lulus ujian.
"Sebagai konsekuensi, sebanyak 37 siswa yang ikut ujian dinyatakan tidak lulus,” jelas Edison.
Menurut Edison, setelah dilakukan pengkajian secara menyeluruh, tidak ditemukan unsur pelecehan terhadap bendera Merah Putih.
Kendati demikian, Edison menyayangkan beredarnya potongan video tersebut.
Kepala Sekolah MAN 1 Padang juga telah meminta maaf.
“Kami sudah menerima laporan resmi dari kepala madrasah. Kepala MAN 1 Padang Minta Maaf. Kepala MAN 1 Padang juga telah menyampaikan permohonan maaf karena video yang beredar menimbulkan persepsi keliru,” terang Edison.
Edison menegaskan, Kemenag akan menjadikan kasus ini sebagai pelajaran penting untuk memperkuat pemahaman siswa terkait nasionalisme.
“Kami terus menekankan pentingnya menanamkan cinta tanah air dan penghormatan terhadap lambang negara di madrasah maupun pesantren,” tambahnya.
Klarifikasi Kepala Sekolah
Sementara itu, Kepala Sekolah MAN 1 Padang, Afrizal juga memberikan klarifikasi.
Afrizal memastikan kegiatan tersebut merupakan bagian dari ujian Pramuka, bukan upaya merendahkan bendera Merah Putih.
“Itu bukan tindakan pengguntingan dengan maksud melecehkan, tetapi bagian dari ujian integritas untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap bendera Merah Putih" urainya.
"Hanya saja, mereka salah menafsirkan instruksi, yang jelas, tidak ada sedikit pun unsur kebencian atau penghinaan terhadap bendera,” pungkasnya.