Kematian Dosen Untag Semarang di Hotel Diklaim Sakit, Tapi Telanjang dan Kelamin Berdarah
Nasoir juga mengungkapkan bahwa berdasarkan rekam medis, tekanan darah DLL sempat mencapai 190 mmHg
Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
Ringkasan Berita:
- Padahal, korban sudah meninggal dunia sejak Senin pagi pukul 05.30 WIB. Kondisi korban yang ditemukan tanpa busana
- Meski banyak kejanggalan atas kematian korban, Tiwi menyebut dirinya masih menunggu keputusan keluarga besar
TRIBUNPEKANBARU.COM - Soal penyebab kematian dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang berinisial DLL (35).
Ia ditemukan tak bernyawa dalam kondisi tanpa busana di sebuah kamar hotel di Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, pada Senin (17/11/2025) pagi.
Adapun kini muncul perbedaan keterangan antara pihak kepolisian dan keluarga.
Kapolsek Gajahmungkur, AKP Nasoir, menyatakan bahwa DLL diduga meninggal akibat sakit.
Dugaan itu menguat karena beberapa hari sebelumnya korban sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Telogorejo Semarang selama dua hari berturut-turut.
Nasoir juga mengungkapkan bahwa berdasarkan rekam medis, tekanan darah DLL sempat mencapai 190 mmHg, sementara kadar gula darahnya tercatat berada di angka 600 mg/dl.
"Jadi diduga korban meninggal dunia karena sakit. Tim Inafis Polrestabes Semarang juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," ujarnya, Selasa (18/11/2025), dikutip dari Tribun Jateng.
"Dua hari sebelumnya berdua dengan lelaki yang yang ada di satu kamar itu, sempat berobat ke Tlogorejo juga 2 hari berturut-turut tanggal 15-16, terus disarankan dokter untuk rawat jalan," imbuh Nasoir.
Baca juga: Jokowi ke Singapura, Bakal Pidato dalam Bloomberg New Economy Forum
Baca juga: MISTERI Tewasnya Dosen Muda Untag Semarang: Sosok AKBP B Menjadi Sorotan, Ternyata Satu KK
Dikutip dari laman WHO, tensi darah bagi wanita dewasa normal berusia 41-60 tahun adalah 120/80 hingga 140/90.
Sementara, gula darah normal bagi wanita dewasa yakni kurang dari 200 miligram per desiliter (mg/dl).
Sedangkan, saat dalam kondisi setelah makan, gula darah normal kurang dari 140 mg/dl. Lalu ketika tengah berpuasa selama 8-10 jam yakni 70-100 mg/dl.
Kerabat Sebut Kematian Korban Janggal, Hidung hingga Alat Vital Berdarah
Namun, temuan berbeda disampaikan oleh kerabat korban, Tiwi. Berdasarkan foto yang diterima, hidung hingga alat vital korban dalam kondisi berdarah.
Selain itu, wajah korban disebut Tiwi berbeda dengan kondisi semasa hidup.
"Informasinya keluar darah dari hidung dan mulut korban. Kemudian sekilas dari foto korban yang kami terima, ada bercak darah keluar dari bagian intim korban. Nah ini yang masih membuat keluarga korban masih merasa janggal atas kematian ini," terangnya, Selasa.
Kejanggalan lain yakni pihak keluarga baru mengetahui kabar kematian DDL pada Senin petang.
Padahal, korban sudah meninggal dunia sejak Senin pagi pukul 05.30 WIB. Kondisi korban yang ditemukan tanpa busana dan tergeletak di lantai tanpa alas apapun juga menjadi kejanggalan lain.
Meski banyak kejanggalan atas kematian korban, Tiwi menyebut dirinya masih menunggu keputusan keluarga besar untuk langkah hukum ke depannya.
"Sebenarnya keluarga sudah menggebu-gebu tapi silahkan nanti keluarga terutama kakak kandung dari korban," ujar Tiwi.
Ditemukan Polisi Pangkat AKBP B, Satu KK dengan Korban
Kasus kematian DLL semakin menjadi sorotan setelah sosok yang pertama kali melaporkannya adalah polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) berinisial B.
Adapun AKBP B merupakan perwira menengah (pamen) dan menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Pengendalian Massa (Dalmas) Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah.
Hal ini dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto.
"Benar, AKBP B memang pamen (perwira menengah) di Dalmas (Direktorat Samapta)," jelasnya, Selasa.
Selain itu, Tiwi menyebut AKBP B terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK) yang sama dengan DLL.
Dia pun kaget atas fakta ini lantaran korban tidak pernah bercerita soal hubungannya dengan perwira polisi tersebut.
"Kami baru tahu tadi siang (Selasa, 18 November 2025), hubungan korban dan saksi pertama, infonya agar korban bisa pindah KTP Semarang maka masuk KK-nya saksi pertama," bebernya.
AKBP B Sudah Menikah, tapi Bukan dengan DLL
Namun, AKBP B disebut telah berkeluarga, tetapi bukan dengan DLL.
Hal ini sempat disampaikan oleh Ketua Alumni Muda-mudi Untag Semarang, Jansen Henry Kurniawan.
Jansen menyebut hal itu diketahuinya saat masih berstatus sebagai mahasiswa aktif. Pasalnya, DLL merupakan dosen pembimbing skripsinya.
"Saya adalah mahasiswa bimbingan skripsi beliau (korban), nah beliau pernah cerita kepada saya soal polisi berpangkat AKBP ini," katanya.
"Korban merupakan perempuan lajang. Sebaliknya, polisi tersebut (AKBP B) telah berkeluarga," sambung Jansen.
Namun, ia enggan untuk berspekulasi lebih jauh soal hubungan antara DLL dan AKBP B.
Jansen mengatakan menyerahkan seluruh penyelidikan kepada kepolisian.
"Kami harap kasus ini dibuka secara terang benderang tanpa ada kesan kepolisian melindungi oknum atau institusi tertentu," harapnya.
| Mitsubishi FUSO Hadirkan End Year Service Promo 2025 di Riau, Diskon Hingga 17 Persen |
|
|---|
| Jokowi ke Singapura, Bakal Pidato dalam Bloomberg New Economy Forum |
|
|---|
| Bahasa Indonesia Kelas 3 SD/MI, Kunci Jawaban Halaman 190 dan 191: Mengamati Internet Aman |
|
|---|
| Polemik Ijazah Jokowi: KPU Solo Beralasan Masih Dicari, Soal Pemusnahan Disindir Roy Suryo |
|
|---|
| Bahasa Indonesia Kelas 3 Kurikulum Merdeka, Kunci Jawaban Halaman 186: Materi Tugas Berdiskusi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.