Driver Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob
Blak-blakan, Mahfud MD ungkap Biang Kerok Terjadinya Demo Warga yang Akibatkan Driver Ojol Dilindas
Blak-blakan, Mahfud MD ungkap biang kerok hingga terjadinya aksi demo hingga terjadinya peristiwa memilukan driver ojol dilindas
TRIBUNPEKANBARU.COM - Blak-blakan, Mahfud MD ungkap biang kerok dari aksi demo yang pecah hingga terjadinya peristiwa driver ojek online dilindas kendaraan taktis baracuda Brimob.
Seperti diketahui, dalam satu minggu ini aksi demo pecah di Jkarta. Hal itu berawal dari ketidak setujuan publik pada sejumlah tunjangan yang diterima oleh DPR RI.
Demo awal terjadi 25 Agustus 2025.Kemudian berlanjut hingga demo pecah lagi pada 28 Agustus 2025 dan kembali ricuh.
Baca juga: Ada Sosok Pamen yang Diamankan Tragedi Rantis Brimob Lindas Driver Ojol, Polisi Beber Fakta 7 Pelaku
Sampai kemudian terjadi tragedi memilukan diver ojol dilindas baracuda. Lalu siapa yang salah?
Inilah Biang Keroknya
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD angkat bicara soal insiden kendaraan taktis barakuda yang menabrak pedemo.
Melalui akun Instagram pribadinya, @mohmahfudmd, pada Jumat (29/8/2025), Mahfud mengingatkan agar peristiwa tersebut dilihat dengan jernih.
Ia menilai, wajar jika massa marah karena menyampaikan aspirasi terkait penegakan keadilan, sehingga tidak boleh ditindak secara represif.
“Sabar dan jernih dalam melihat peristiwa. Mereka yang demo dan marah-marah tak bisa disalahkan dan ditindak secara represif karena mereka menyampaikan aspirasi dalam penegakan keadilan,” tulis Mahfud.
Dari postingan ini, Mahfud juga meminta publik tidak serta-merta menyalahkan aparat lapangan yang mengendarai kendaraan barakuda tersebut.
“Personel aparat berbarakuda di lapangan yang kemudian menabrak pedemo juga harus dikasihani. Mereka itu mungkin panik karena terjepit. Jika tidak tegas disalahkan oleh atasan, tetapi jika terlalu tegas berhadapan dengan massa,” ucap dia.
Menurut Mahfud, akar masalah sebenarnya terletak pada perilaku pejabat yang korup.
“Yang salah adalah pejabat-pejabat korup yang memainkan politik dan ekonomi yang serakahnomics. Itu biang utamanya. Jangan benturkan aparat lapangan dengan rakyat yang menuntut dan menggunakan hak konstitusionalnya,” lanjut Mahfud.
Ia kemudian menutup pesannya dengan imbauan agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan kebugaran di tengah situasi yang tegang.
Mahfud juga membagikan kegiatannya berolahraga di Lapangan Banteng pada Jumat pagi.
Ia mengaku bertemu banyak kawan lama dari TNI dan Polri, berdiskusi ringan dengan para profesional, hingga berfoto bersama emak-emak dan menyapa pedagang kerak telor serta penjual bunga.
Baca juga: Didatangi Kapolri, Orangtua Affan Driver Ojol yang Dilindas Kendaraan Taktis Sampaikan Pesan Tegas
“Kendorkan saraf, kencangkan urat, sehatkan badan. Setegang dan secemas apa pun membaca situasi, jangan lupa berolahraga. Akal yang sehat ada di tubuh yang sehat,” tulis Mahfud.
Minta Maaf ke Keluarga
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menemui keluarga pengemudi ojek online berinisial AK (21) yang meninggal dilindas rantis Brimob Polda Metro Jaya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025) dini hari.
Jenderal Sigit mengucapkan belasungkawa dan menghaturkan permintaan maaf atas insiden yang telah terjadi.
Kapolri memastikan sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk membantu proses pemakaman korban.
"Saya mengucapkan belasungkawa dan duka cita yang mendalam dan minta maaf dari institusi kami," ujarnya kepada wartawan.
Mantan Kabareskrim Polri itu menyatakan akan menindaklanjuti peristiwa ini hingga tuntas.
Permintaan maaf juga disampaikan kepada keluarga besar ojol serta masyarakat luas atas kejadian tersebut.
"Kami akan tindaklanjuti peristiwa yang terjadi," tukasnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri memastikan akan menindak tegas anggota yang melakukan kesalahan dalam insiden tersebut.
Proses hukum dipastikan akan berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim menyatakan tujuh anggota Brimob telah diamankan untuk menjalani pemeriksaan gabungan atas peristiwa tersebut.
Propam Polri bersama Brimob masih mendalami peran masing-masing anggota dalam peristiwa tersebut.
Adapun ketujuh anggota Brimob itu di antaranya Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka D.
Driver Ojol Tertabrak Rantis Brimob
Sebelumnya beredar video yang memperlihatkan detik-detik kejadian seorang driver ojek online (Ojol) tertabrak Rantis Brimob Polri.
Berdasarkan video tersebut tampak melaju kencang ke arah kerumunan massa sambil menyalakan sirine.
Sejumlah orang yang berada di jalurnya berhamburan untuk menyelamatkan diri.
Namun seorang driver ojol tidak sempat menghindar dan akhirnya tertabrak.
Sebelum terlindas, driver tersebut sempat menoleh ke arah mobil taktis.
Namun cepatnya laju kendaraan membuat driver Ojol langsung tertelan dari pandangan.
Saat pertama kali tergilas, warga sempat berteriak hingga membuat mobil terhenti sejenak.
Namun setelah itu, mobil tersebut melanjutkan perjalanannya dan menggilas korban yang terkapar di aspal.
Seorang saksi mata, Abdul (29, bukan nama sebenarnya) mengatakan, laju Rantis terlihat tidak terkendali.
"Dia benar-benar nyoba nabrakin para pendemo, kanan kiri ugal-ugalan. Siapa saja di depannya dihajar," kata Abdul saat dihubungi TribunJakarta.com, Kamis malam.
Abdul mengatakan, korban yang berprofesi sebagai driver ojol disebut tengah mengantarkan pesanan ke kawasan Bendungan Hilir.
Namun, karena kondisi jalan macet akibat kericuhan, ia berhenti di sekitar Pejompongan sebelum akhirnya menjadi korban tabrakan.
Rekaman video juga memperlihatkan mobil Rantis sempat berhenti sesaat setelah menabrak, lalu kembali melaju meninggalkan korban yang terkapar di jalan.
Kejadian itu memicu kemarahan massa yang kemudian berusaha mengejar dan melempari kendaraan Brimob tersebut.
Menurut Abdul, insiden itu terjadi sekitar pukul 18.30-19.00 WIB, tak lama setelah aparat membubarkan demonstrasi di sekitar Gedung DPR RI.
"Itu kejadiannya habis magrib, sudah benar-benar chaos, itu mobil saya lihatnya dari dekat halte, mengarah ke Pejompongan," katanya.
Demo di DPR
Demonstrasi di DPR berawal dari seruan aksi demonstrasi menyikapi meroketnya tunjangan anggota DPR RI lebih dari Rp 100 juta.
Mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat pun kemudian melakukan aksi unjuk rasa pada Senin, 25 Agustus 2025.
Aksi dipicu adanya kekecewaan publik terhadap DPR RI hingga muncul desakan untuk membubarkan DPR RI.
Demo yang berlangsung 25 Agustus 2025 berakhir ricuh dan sejumlah pelajar pun diamankan polisi.
Aksi demo pun berlanjut pada Kamis (28/8/2025) di depan gedung DPR RI.
Pagi hari demo di depan Gedung DPR RI dilakukan massa buruh.
Setelah buruh membubarkan diri, massa berganti.
Polisi pun bergerak membubarkan massa tersebut hingga akhirnya terjadi bentrok antara massa aksi dengan aparat kepolisian pada Kamis (28/8/2025) sore.
Kericuhan pun berlanjut dan terjadi di sejumlah titik hingga Kamis malam.
Keadaan mulai kondusif setelah hujan lebat mengguyur Jakarta. (*)
Sumber : Tribunnews / Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.