Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Regional

Penipuan Modus Tukar Uang Receh, Rp 3 Juta Raib, Berawal dari Status Whatsapp

Aksi penipuan dengan modus menukarkan uang receh. Korban sempat meminta pelaku menghitung uang

Editor: Muhammad Ridho
ist
Pelaku Modus Tukar Uang Receh Rp700 Ribu Minta Rp3 Juta Terekam Kamera CCTV 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Waspada penipuan dengan modus penukaran uang receh.

Seperti yang dialami seorang karyawan toko kosmetik ini, ia kehilangan uang Rp 3 juta setelah toko didatangi pelaku.

Persitiwa ini terjadi di sebuah toko kosmetik di Jalan S Parman, Desa Kedungmenjangan, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (20/9/2025) siang.

P salah satu karyawan toko, menuturkan kejadian bermula saat dua orang laki-laki datang dengan maksud menukarkan uang receh sebesar Rp3 juta.

"Sebelumnya kami memang pernah membuat status WhatsApp bahwa bisa menukar uang di toko. Kemungkinan pelaku sudah memantau dari situ," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (22/9/2025).

Awalnya, karyawan toko sempat ragu menerima tawaran tersebut.

Namun karena memang membutuhkan uang receh, ia akhirnya bersedia.

Korban sempat meminta pelaku menghitung uang di atas meja, namun ditolak.

Pelaku justru meminta agar uang dihitung di lantai dan dihitung per Rp2.000, bukan per Rp10.000 seperti yang diinginkan korban.

"Entah karena dihipnotis atau bagaimana, setelah dihitung, korban justru mentransfer Rp2,5 juta ke rekening pelaku dan menyerahkan Rp500 ribu secara tunai," katanya. 

Setelah pelaku pergi, korban merasa jumlah uang receh yang ditinggalkan terlihat lebih sedikit.

Namun ia tidak langsung mengecek dan hanya menyimpannya di lemari.

Kejadian baru terungkap saat pemilik toko datang keesokan harinya untuk menaruh modal dan mengambil hasil penjualan.

Saat dihitung, uang receh tersebut ternyata hanya Rp700 ribu.

"Owner kemudian menghubungi karyawan dan menanyakan sisa uangnya. Setelah dicek ulang, memang tidak ada. Nomor pelaku pun sudah tidak bisa dihubungi," jelasnya. 

Hingga kini pihak toko belum melaporkan kasus tersebut ke polisi.

Namun mereka telah mengunggah informasi mengenai penipuan itu ke media sosial dengan harapan pelaku beritikad baik dan mengembalikan uang yang dibawa kabur.

Penipuan Program MBG

Penipuan lainnya juga terjadi di Palembang.

Asrudin (42) warga Jalan Macan lIndungan, Kecamatan IB I, Palembang, menjadi korban penipuan dan penggelapan.

Ia awalnya diajak kerja sama untuk menyediakan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Asrudin dijanjikan akan mendapatkan keuntungan.

Saat ia membuat laporan kepada petugas SPKT Polrestabes Palembang, ia menuturkan kronologi kejadian tersebut.

Pada Rabu (18/9/2025), sekitar pukul 07.58, saat itu dirinya berada di Jalan Srijaya Negara, Kecamatan IB I, Palembang. 

Mulanya, korban berawal dikenal oleh adiknya kepada terlapor yakni AP.

Lalu terlapor mengajak kerja sama untuk menyediakan program Makan Bergizi Gratis, dan dijanjikan keuntungan.

"Awalnya saya dikenalkan dengan terlapor oleh adik saya. Kerja sama untuk makanan sehat bergizi. Karena dijanjikan keuntungan, saat itu saya pun menyetujuinya, " katanya. 

Lalu korban diminta untuk mentransfer sejumlah uang Rp5,2 juta ke rekening milik terlapor.

"Saya transfer pak. Awalnya saya transfer uang Rp5,2 juta. Namun diminta lagi Rp5 juta. Dengan total Rp10, 2 juta, saya transfer ke rekening terlapor bank BRI, " bebernya.

Korban dijanjikan setelah waktu ditentukan, akan mendapatkan keuntungan.

Namun, ditunggu-tunggu, ternyata hingga korban melapor, keuntungan tersebut pun belum korban dapatkan.

Hal Ini lah membuat korban melapor ke pihak berwenang. 

"Keuntungan yang dijanjikan tidak ada pak. Uang saya hilang untuk pun tidak dapat."

"Oleh itulah saya melapor ke sini berharap pelaku ditangkap, " katanya, melansir Tribun Sumsel.

Sementara, KA SPK Polrestabes Palembang, Ipda Erwinsyah, membenarkan adanya laporan korban terjadi penipuan dan penggelapan.

"Laporan sudah terima dan akan segera ditindaklanjuti oleh anggota Satreskrim Polrestabes Palembang, " tutupnya.

Program MBG sendiri adalah program unggulan dari pemerintah Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan menyediakan asupan makanan bernutrisi bagi anak-anak Indonesia.

Namun, belakangan banyak kasus keracunan terkait program MBG hingga membuat pihak Istana Negara buka suara.

Kasus keracunan MBG tersebut bahkan terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi meminta maaf atas banyaknya kasus keracunan MBG.

"Tentunya kami atas namanya pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional, memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah," kata Prasetyo di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Prasetyo mengatakan, pemerintah tidak pernah mengharapkan adanya kasus tersebut.

"Yang tentu saja itu bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan sesuatu kesengajaan," ucapnya, mengutip Kompas.com.

Dia memastikan, kejadian-kejadian ini akan menjadi evaluasi bagi Badan Gizi Nasional (BGN) dan pihak terkait lainnya.

Prasetyo mengingatkan agar kejadian keracunan tidak terulang lagi.

"Tentu saja ini menjadi bahan evaluasi dan catatan kami telah berkoordinasi dengan BGN termasuk dengan pemerintah daerah," tuturnya.

Selain itu, Prasetyo juga meminta agar korban terdampak mendapat penanganan cepat.

"Memastikan bahwa seluruh yang terdampak harus mendapatkan penanganan secepat mungkin dan sebaik-baiknya," ujarnya.

Sebelumnya, politisi PDI-P, Mohamad Guntur Romli mengungkapkan, sejak program MBG diluncurkan Januari 2025, tercatat sudah 4.000 lebih siswa yang keracunan MBG.

Hal itu diungkapkan Romli di akun X-nya, Kamis (18/9/2025), seperti dilansir dari Warta Kota.

Cuitannya itu pun menuai sorotan.

"Sudah Lebih 4000 Siswa Keracunan MBG Sejak Program Ini Diluncurkan. Tidak meragukan niat naik Pemerintah membuat program ini, namun jumlah total siswa yang mengalami keracunan sejak peluncuran program MBG 6 Januari 2025, berdasarkan catatan Indef hingga September 2025, mencapai lebih dari 4.000 siswa," kata Romli.

Oleh karena itu, menurut Romli, hal ini tidak bisa didiamkan dan pemerintah mesti serius melakukan evaluasi program MBG.

"Pemerintah harus serius melakukan evaluasi program ini, demi mencegah keracunan lebih lanjut." kata Romli.

Seperti baru-baru ini, peristiwa keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, tengah menjadi sorotan publik.

Pasalnya, keracunan MBG tersebut hingga membuat seorang siswa kejang-kejang saat dilarikan ke rumah sakit.

Dimuat Tribun Palu, keracunan MBG di Kabupaten Banggai Kepulauan ini terjadi pada Kamis (18/9/2025).

Sebanyak 251 siswa dilarikan ke RS Trikora Salakan setelah diduga mengalami keracunan MBG.

Dari 251 orang, sebanyak 78 orang bahkan harus menjalani perawatan di rumah sakit, sementara sisanya diizinkan pulang.

Gejala keracunan MBG yang dirasakan ratusan pelajar beragam, gatal-gatal di seluruh badan, mual/muntah, bengkak wajah, gatal tenggorokan, sesak nafas, pusing, dan sakit kepala.

Sementara itu, 251 pelajar yang terdampak keracunan MBG tersebut tersebar di SMA 1 Tinangkung, SMK 1 Tinangkung, SDN Tompudau, SDN Pembina, SDN Saiyong, MTs Alkhairaat Salakan.

Data terakhir dari RS Trikora Salakan melaporkan bahwa dari 277 siswa yang sempat dirawat, 233 di antaranya telah diizinkan pulang setelah kondisinya membaik.

Namun, 44 siswa masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Di Maluku, belasan siswa SDN 19 Kota Tual diduga mengalami keracunan usai menyantap menu MBG yang disediakan di sekolah tersebut pada Kamis (18/9/2025).

Para siswa yang menyantap makanan bergizi gratis ini mengalami mual, pusing, dan sakit kepala usai menyantap hidangan yang disediakan.

Akibat kejadian itu, belasan siswa tersebut terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Maren di Kota Tual untuk menjalani perawatan medis.

Sebanyak 194 pelajar dari tingkat SD, SMP, hingga SMA di Kabupaten Garut, Jawa Barat, juga dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan dari program MBG.

Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (17/9/2025), dan mayoritas siswa berasal dari Kecamatan Kadungora.

Dari jumlah tersebut, 177 siswa mengalami gejala ringan, sedangkan 19 lainnya harus menjalani perawatan intensif di Puskesmas Kadungora.

( Tribunpekanbaru.com / Tribunjateng )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved