Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Nasional

Heran Jokowi dan Gibran Sulit Perlihatkan Ijazah ke Publik, Politikus PDIP: Apasih Susahnya?

Baru-baru ini Eros Djarot mengaku heran dengan Jokowi dan Gibran yang tak kunjung menunjukkan ijazah mereka ke publik. 

Editor: Muhammad Ridho
Kolase Istimewa
Politikus dan budayawan Eros Djarot (kiri) ikut berkomentar soal ijazah Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Eros mengungkapkan keheranannya atas sulitnya Jokowi dan Gibran menunjukkan ijazah mereka ke publik. 

"Kalau saya sih tidak minta turunkan mas Gibran, saya minta 'mas Gibran sampeyan masih muda, mbok ya udah daripada nanti diblejeti semua, mbok ya mundur, lebih terhormat, banyak yang berterima kasih.'," tutur Eros Djarot

"Dan juga kepada Pak Jokowi, 'mbok yo uwes to mas, jangan mengomentari, jangan cawe-cawe.'," kata dia.

Pernyataan Eros bukan sekadar kritik politik.

Ia berbicara sebagai seorang seniman yang terbiasa menyuarakan nurani lewat lagu dan film. Sosoknya tak asing bagi generasi yang tumbuh bersama alunan "Badai Pasti Berlalu" atau yang terinspirasi oleh film epik "Tjoet Nja' Dhien".

Jejak Panjang Eros Djarot: Dari Musik ke Politik

Lahir di Rangkasbitung, Lebak, Banten, pada 22 Juli 1950, Eros Djarot memulai kariernya sebagai pencipta lagu.

Namanya melejit lewat album "Badai Pasti Berlalu" yang menjadi tonggak penting dalam sejarah musik Indonesia.

Lagu-lagu seperti "Merpati Putih" dan "Pelangi" tak hanya populer, tapi juga menyimpan kedalaman rasa dan refleksi sosial.

Tak berhenti di musik, Eros merambah dunia film dan menyutradarai "Tjoet Nja' Dhien" (1988), sebuah karya monumental yang meraih sembilan Penghargaan Citra dan mewakili Indonesia di ajang Academy Awards.

Pada akhir 1990-an, Eros memilih jalur politik. Ia mendirikan Partai Nasional Bung Karno dan aktif dalam berbagai gerakan politik yang mengusung semangat nasionalisme dan kejujuran publik.

Meski tak lagi berada di panggung utama politik, suara Eros tetap didengar, terutama ketika menyangkut nilai-nilai yang ia perjuangkan sejak lama.

Eros Djarot bukan hanya pencipta lagu atau sutradara. Ia adalah penjaga nurani publik yang tak segan bersuara ketika melihat ketimpangan.

Kritiknya terhadap Jokowi dan Gibran bukan semata soal ijazah, tapi tentang transparansi, integritas, dan keteladanan.

Di usia 75 tahun, Eros tetap aktif menyuarakan pendapatnya. 

Profil Erros Djarot

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved