Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Update Kasus Keracunan MBG di Agam, 1 Korban yang Dirawat Membaik, Status KLB Belum Dicabut

Update kasus keracunan MBG berupa nasi goreng di Agam, Sumatera Barat.

Editor: Ariestia
TribunPadang.com/Panji Rahmat
KERACUNAN MBG AGAM - Pasien mendapatkan perawatan diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (2/10/2025). Meskipun masih dalam perawatan, kondisi para pasien dilaporkan telah menunjukkan perbaikan. 

Kondisi 1 Korban Dirawat Mulai Membaik

Hingga kini, satu dari 120 korban keracunan massal yang diduga akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Manggopoh dan Kampung Tengah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, masih menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung.

Korban tersebut merupakan siswa laki-laki Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN), yang hingga Sabtu (4/10/2025) masih dirawat intensif oleh tim medis.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Agam, Hendri Rusdian, mengatakan kondisi korban mulai menunjukkan tanda-tanda membaik meski masih memerlukan pengawasan dokter.

Waspadai Jenis Bakteri Penyebab Keracunan

Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membeberkan delapan jenis bakteri yang menjadi penyebab keracunan massal yang menimpa banyak siswa usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Temuan ini disampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR pada Rabu (1/10/2025).

Delapan bakteri tersebut adalah: salmonella, escherichia coli, bacillus cereus, staphylococcus aureus, clostridium perfringens, listeria monocytogenes, campylobacter jejuni, dan shigella.

Selain itu, ditemukan pula dua jenis virus yang turut menjadi pemicu keracunan, yakni norovirus atau rotavirus serta hepatitis A virus.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya identifikasi bakteri dan virus ini dalam menentukan penanganan yang tepat bagi korban keracunan.

"Kenapa ini menentukan untuk kita cari tahu? Karena ini nanti menentukan satu, treatmentnya seperti apa kalau dia kena," ujar Budi dalam rapat kerja tersebut.

Ia juga menyatakan bahwa temuan ini bisa membantu melacak asal muasal keracunan.

"Kita juga bisa melacak sumbernya penyebabnya karena apa, karena masing-masing bakteri atau virus itu kan berbeda-beda timbulnya," tambahnya.

(*)

Sumber: TribunPadang,com, Kompas.com

 

 

 

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved