Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

VIRAL Ojol di Lamongan Keluhkan BBM Sebabkan Motor Mogok Mendadak: Setelah Dibongkar, Ternyata

Banyak di antara mereka akhirnya memilih beralih ke Pertamax, demi menghindari kejadian serupa yang bisa mengganggu pekerjaan

Tribunnews/Choirul Arifin
DRIVER OJOL - Driver ojek online dan ojek pangkalan menunggu penumpang di halte Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis 8 Juni 2023. Sekitar 500 ribu pengemudi ojek online (ojol) akan mematikan aplikasi dan menggelar unjuk rasa besar-besaran secara serentak pada Selasa, 20 Mei 2025. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Beberapa pengemudi ojek online dibuat bingung setelah motor mereka mendadak mogok usai mengisi bahan bakar jenis Pertalite.

Awalnya, semua berjalan normal, hingga tiba-tiba mesin kehilangan tenaga di tengah perjalanan.

Salah satunya dialami Miftahul Haqi, driver ojol asal Lamongan.

Ia bercerita, motornya tiba-tiba tersendat dan akhirnya mati total saat melintas di Jembatan Karanggeneng, tak lama setelah mengisi Pertalite di SPBU terdekat.

Peristiwa ini membuat para pengemudi ojol waswas.

Banyak di antara mereka akhirnya memilih beralih ke Pertamax, demi menghindari kejadian serupa yang bisa mengganggu pekerjaan mereka di jalan.

“Awalnya masih bisa jalan pelan-pelan, tapi ketika sampai Alas Brumbun motor mati total.

Setelah dibawa ke bengkel, ternyata bensinnya warnanya hitam kebiruan, bukan kehijauan seperti biasanya. Filter bensinnya juga kotor banget,” ungkap Miftahul Haqi, Senin (27/10/2025).

Baca juga: Lagi Tidur, Mahasiswi di Jember Disetubuhi Tetangga, Lapor ke Kades Malah Disuruh Nikahi Pelaku

Baca juga: Kronologi Remaja Perempuan di Jambi Dibawa Pakai Mobil, Dicekik Lalu Mayat Dibuang ke Sungai

Menurut sorang mekanik di Bengkel Dealer Eka Karunia Motor Lamongan, Anas, kasus serupa sudah berlangsung sekitar empat hari terakhir, dengan gejala umum berupa mesin motor 'brebet,' mesin sulit dinyalakan, hingga motor mati mendadak.

“Awalnya motor masuk ke bengkel dalam kondisi 'brebet.' Setelah dicek, businya mati. Begitu diganti busi, motor langsung normal kembali,” ujar Anas saat ditemui di bengkel, Senin (27/10/2025).

Menurutnya, rata-rata motor yang mengalami gangguan tersebut adalah jenis matic dan terjadi setelah pengisian BBM.

Dia menduga, penyebab utama berasal dari kualitas bahan bakar yang kurang baik.

“Kalau masih ringan, cukup ganti busi saja. Tapi kalau sudah parah, biasanya harus ganti fuel pump juga,” tambahnya.

Dalam empat hari terakhir, Anas mengaku sudah menangani sekitar 50 unit sepeda motor dengan keluhan serupa.

Kasus ini juga dialami oleh beberapa motor baru yang baru keluar dari showroom.

"Bahkan motor yang baru dibeli langsung mogok setelah isi BBM Pertalite. Jadi kemungkinan besar memang dari kualitas bahan bakarnya,” jelasnya.

Dia mengimbau masyarakat segera memeriksa kondisi busi dan sistem bahan bakar apabila motor mulai menunjukkan tanda-tanda 'brebet' setelah pengisian BBM. 

Kapolres Lamongan akan Cek SPBU

Menanggapi ini, Kapolres Lamongan, AKBP Agus Dwi Suryanto saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti laporan masyarakat dengan langkah konkret di lapangan.

“Ini perlu adanya tindakan turun langsung ke lapangan, tidak hanya sebatas laporan. Kami akan bentuk tim terpadu untuk mengecek penyebab pastinya,” ujar Agus, Senin (27/10/2025).

Menurutnya, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kendaraan mogok, mulai dari kualitas bahan bakar, kondisi sparepart, hingga kemungkinan kerusakan dari pabrikan kendaraan itu sendiri. 

“Kita belum bisa menyimpulkan. Nanti akan dicek ke bengkel juga, apakah kerusakannya karena bahan bakar, oli, busi, atau komponen lainnya,” jelasnya.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap beberapa SPBU yang dilaporkan masyarakat. 

"Kami akan cek secara teknis di lapangan, terutama di lokasi yang disebut-sebut banyak kendaraan mengalami mogok. Dari situ bisa diketahui apakah ada indikasi pencampuran bahan bakar atau tidak,” katanya.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan menunggu hasil pemeriksaan resmi.

“Kami akan sampaikan hasilnya secara terbuka setelah proses pengecekan selesai,” pungkas Agus.

Penjualan Pertamax di SPBU Jetis Lamongan Naik 

Dampak maraknya laporan motor mogok di Lamongan usai isi Pertalite, mulai terasa di sejumlah SPBU.

Di SPBU Jetis Lamongan, misalnya, penjualan BBM jenis Pertamax dilaporkan meningkat tajam dalam empat hari terakhir, seiring turunnya penjualan Pertalite.

Kepala Shift SPBU Jetis, Andri Risdianto, membenarkan adanya perubahan pola pembelian masyarakat.

“Banyak pelanggan beralih ke Pertamax sejak empat hari terakhir. Penjualan Pertalite menurun, sementara Pertamax justru melonjak,” ujarnya kepada wartawan, Senin (27/10/2025).

Andri menyebutkan, penjualan harian Pertamax yang biasanya hanya berkisar 2,5 hingga 3 ton per hari, kini meningkat hingga hampir 4 ton per hari. 

Sementara pembelian Pertalite justru menurun dan belum habis terjual.

Saat stok Pertalite masih sekitar 1,9 ton, stok Pertamax hampir habis.

"Kami bahkan menunggu truk tangki datang lagi siang ini,” jelasnya.

Peningkatan pembelian Pertamax ini diduga akibat kekhawatiran masyarakat terhadap isu bahan bakar Pertalite yang tercampur etanol, setelah banyak motor dilaporkan mogok usai pengisian.

“Kalau di luar, teman-teman juga bilang begitu, mungkin karena etanol. Tapi itu masih dugaan, belum pasti,” kata Andri.

Ia menambahkan, pengelola SPBU Jetis tetap berhati-hati sebelum menerima pasokan baru dari depo.

Pihaknya intens komunikasi ke pengawas dan depo di Tuban, apakah BBM yang datang layak dibongkar atau tidak.

"Kalau ada kejanggalan, seperti bau yang berbeda, kami laporkan dulu sebelum dimasukkan ke tangki,” katanya.

Meski penjualan Pertamax meningkat, Andri menyebut tidak ada keluhan dari pelanggan terkait harga yang lebih tinggi.

“Banyak ojol dan pengguna motor biasa yang ikut isi Pertamax,” pungkasnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved